MENIKMATI M*M*K EMPOT-EMPOT
(( Like dulu baru baca ))
Aku tinggal di dekat pasar tradisional. Rumahku tepat di belakang
los-los yang ada di pasar itu. Salah satu los yang tepat di depan
rumahku adalah
los penjual telur ayam. Bik Sari, begitulah biasa
kami memanggil penjual telur itu. Dia dari Madura, dan dibantu oleh
anaknya, Sumi. Sumi berumur 25 tahunan, sudah bersuami dan punya seorang
anak berumur 3 tahun. Body montoknya sangat menawan. Dengan tinggi
sekitar 165cm dan ukuran toket 36 C (taunya belakangan setelah
tersingkap :P) membuat sempurna penampilannya yang ditunjang dengan
wajah yang lumayan manis. Jujur saja, aku sangat sering membayangkan
tubuh moleknya ada dalam dekapanku. Setiap kali berangkat kerja, aku
selalu menyempatkan diri memandang Sumi yang selalu mengenakan kaos
ketat saat menjaga kiosnya, dan itu membuat selangkanganku seringkali
berontak, kalau gak cepat-cepat berlalu dari hadapannya... Certa Dewasa:
Menikmati Memek Empot-empot Ibu Sumi | Kemarin pagi aku bolos ke
kantor. Sementara istriku sudah berangkat bekerja, aku pakai waktu
pagiku dengan mencuci Ninja merahku setelah beberapa hari malas
kubersihkan karena hujan turun terus menerus. Sambil memandikan Ninja,
sesekali aku curi2 pandang ke arah Sumi, khususnya ke arah toket
jumbonya... Beberapa kali sempat ketahuan kalo aku sedang curi2 pandang,
dan aku hanya melempar senyum untuk menutupi kemaluan.. eh rasa maluku.
Tak berapa lama kemudian aku lihat Sumi beranjak menuju ponten umum.
Tapi gak lama kemudian, dia kembali dan terlihat gelisah dan wajahnya
pucat seperti menahan sesuatu. Dan dia akhirnya celingak-celinguk di
tepi jalan belakang kiosnya, yg otomatis berada di depan rumahku. Karena
penasaran, aku tanya ke Sumi. “Kenapa, Sum?” tanyaku
“Anu, mas. Kebelet, tapi ponten penuh,” jawabnya tanpa malu-malu, karena kami juga udah kenal lama.
“Trus kamu mau ke mana? Mau kencing di pinggir jalan ya?” godaku.
“Ih mas ini, ya gak lah. Aku mau
pulang, nunggu becak,” jawabnya.
“wheleeh... kamu pake kamar mandiku aja lho, daripada keluar di becak,”
kataku menawarkan jasa.. sambil mikir strategi buat ngintip..
“Gak
apa2 ya mas?” tanyanya. “udah, daripada keburu keluar... cepet masuk,”
kataku. Dan dia pun segera masuk ke rumahku, dan aku tunjukkan kamar
mandiku. Setelah mengantarnya, aku keluar untuk memastikan situasi di
luar tidak sedang ramai. Setelah yakin dengan perkiraanku bhw saat Sumi
masuk tidak ada orang yang melihat, maka aku masuk ke rumah dalam rangka
mengintip. Pintu pagar pun aku tutup. Hampir saja aku kecewa... karena
saat mendekati kamar mandi, aku dengar Sumi sudah menyiramkan air, tanda
tuntasnya hajat yg tertahannya. Kentang nih, pikirku.... Tapi tiba-tiba
terdengar, “gedebuuuk... klothaaak...
aaaauuuuuuwwwww...” Rupanya
Sumi terpeleset dan jatuh di kamar mandi. Spontan aku ketuk pintu kamar
mandi, dan bertanya “Kenapa, Sum?” Dia menjawab, “aduh mass... aku
kepeleset.. sakit banget dengkulku.” Tak lama kemudian, dia membuka
pintu, sambil terpincang-pincang memegangi lututnya yg terlihat merah
memar. Dia terhuyung-huyung. Aku kasihan melihatnya, dan bantu
memapahnya. Dia gak menolaknya. Aku peluk pinggulnya dengan tangan
kananku dan membimbingnya ke ruang tengahku. Karena dia
terpincang-pincang, tanpa sengaja gerakan tubuhnya naik turun, dan saat
itu pula tanganku terasa menyentuh toket jumbonya, meskipun masih dari
luar kaosnya. Tanpa disadari, saat kupapah, sebagian kaosnya tersingkap,
dan menampakkan betapa putih dan mulus kulit Sumi. Sampai di ruang
tengah, Sumi minta duduk di karpet sambil bersandar di sofa untuk
meluruskan kakinya yg memar. Nah, saat mau duduk inilah aku manfaatkan
kesempatan untuk meremas toketnya ketika aku membantunya duduk dengan
memapahnya dari belakang. Seolah gak kusengaja, saat dia melorotkan
tubuhnya, dan tanganku mulai sampai di wilayah toketnya, kusempatkan utk
sedikit meremasnya. Dan Sumi pun melenguh... “uuhh...” aku gak tau itu
lenguhan karena remasanku atau karena sakit di lututnya. Sebodo amat
ah... yg penting aku bisa merasakan betapa kenyal dan kencangnya toket jumbo Sumi.
Aku mengambilkan air minum untuk Sumi sambil menawarkan menggosoknya
dengan minyak gosok yang aku punya. Dan Sumi menerima tawaranku. Aku
ambilkan minyak gosok dan sekaligus menawarkan diri utk menggosokkan
dan mengurut kakinya. Dia mau saja. Dan mulailah ritual pijit memijit,
walau sebenarnya cuma mengelus dan mengusap... hehehehe... Karena kuatir
Bik Sari curiga dengan kepergian Sumi, aku bertanya, “kamu tadi pamit
ke mana sama bik Sari?” Sumi menjawab, “aku pamit pulang.” “o, ya sudah.
Takutnya ntar dicari,” jawabku. Dari situ, kami mulai perbincangan
dengan gombalanku...
“Sum, kamu ternyata manis juga... bodymu
bagus,” kataku menggombal. “Coba kalo kenalnya masih sama-sama bujang,
pasti tak pacari kamu.”
“ah.. sampeyan bisa aja mas,” kata Sumi, sambil meringis saatku usap bagian yg memar.
“Iya, bodymu mantap, susumu joss, bokongmu semok... hehehe...,” kataku, “pasti suamimu puas banget itu...”
Sumi makin tersipu malu. “Ngomong apa sampeyan itu mas...” “Lho, ya ngomong soal suami istri... kan udah tau sama
tau urusan itu kan...?” kataku. Dan tanpa sadar, aku mulai hanyut.. saat memandang wajah
Sumi yang tak berapa jauh dari wajahku sambil mengurutnya eh mengelus
kakinya. Makin manis di pandanganku. Lama-lama pandanganku turun ke arah
dadanya.. dan terpaku di sana, sambil tanganku terus mengelus betisnya.
Tak terasa, tanganku telah beralih ke atas lututnya dan menarik ke atas
legging hitam ketat yang dipakainya, dan mengelus2 bagian itu sambil
terus memandang dadanya. Tiba- tiba Sumi mengagetkan aku... “hayo..
lihat apa?” Kujawab spontan “penasaran dengan isi di dalamnya” Dia pun
memukul lenganku. Aku tertawa saja, sambil terus mengelus pahanya,
sambil tangan kiriku memijit2 pangkal pahanya dari luar celananya. Cukup
lama kami berdiam diri, sambil aku terus mengelus pahanya, alih-alih
mengurut. Tiba-tiba Sumi bergumam.. “emmmhhh....” Aku terkejut dan
bertanya, “kenapa Sum? Sakit?” Dia menjawab, “gak apa-apa mas” sambil
nafasnya agak tersengal dan matanya mulai sendu. Aku tahu dia mulai
horny akibat elusanku. Segera saja wajahku mendekat
ke wajahnya dan
mencium bibirnya. Sumi membalas dengan lembut. Aku menghentikan
aktifitas tanganku di pahanya, dan beralih ke dadanya. Kuremas lembut
toket jumbonya...
“Uuuuggghhh.... sssshhhhhh enak masssss” rintih
Sumi. Aku pun tak menghentikan ciumanku sambil menyusupkan tanganku di
balik kaosnya. Melingkari tubuhnya dan melepaskan kait Bhnya. Lalu
tangan kananku sampai pada dua bukit kembar montok yg selama ini ku
impikan... Kupilin putingnya yang tak seberapa besar.. dia makin kuat
rintihannya... “masssss..... auuuggghh.. geliii.. nikmaatttt...” Tak
berlama-lama segera kuangkat kaos berikut BHnya. Tersembullah dua benda
kenyal yang tegak mengacung dengan gagah di depanku. “wooowww.. susumu
indah banget, Sum...,” kataku. Segera ku remas dua benda impianku itu,
sambil mengarahkan bibirku mencumbu belakang telinga dan turun ke
lehernya. Sumi hanya mendesah-desah sambil tangannya memelukku dan
menyelusup ke dalam kaosku. Akhirnya kubuka kaosku. Kami berdua
bertelanjang dada. Segera saja aku sapukan lidahku ke sekitar puting
coklat muda Sumi, yang membuatnya makin mendesah sambil mengangkat
pantatnya... “arrrggghhhhh... masssss.... terussss.. iseeeeph
maaassssshhh....” Aku menuruti kemauannya.. aku jilat, hisap.. jilat,
hisap bergantian yang membuat Sumi makin blingsatan. Tangannya
menggapai-gapai mencari tongkat ajaibku... Dia berhasil menemukan dan
merogoh celana boxerku, yg pagi itu sedang tidak berlapis CD.
“ooohh.. massssh... gede banget kontolmu.. tempikku gak muat massssh...”
rintihnya.. Aku tak peduli.. aku sibuk menikmati kenyalnya susu Sumi.
Aku belum puas.... Perlahan-lahan, aku arahkan tanganku ke dalam celana
legging yang dipakainya. Sampailah jariku di rimba belantara milik Sumi
yang sudah mulai becek... aku pijit- pijit bibir memeknya.. aku telusuri
belahan bukit rimbunnya utk mencari sebiji kacang kenyal di dalamnya.
Begitu ketemu, segera kupijit2 lembut butiran kenyal itu.. dan membuat
Sumi makin blingsatan... “masssshhh.. kamu apain
itilku....uuuuggghhhh...
masssshhh... gak kuaattthh....???
Segera aku pelorot celananya, Sumi membantu mempermudah dengan
mengangkat pinggulnya. Jadilah kami sama-sama bugil di ruang tengahku.
Perlahan, Sumi aku baringkan di karpet, dia nurut aja sambil terus
mengocok lembut joy stick-ku. Mulutku beralih dari toket ke perutnya
hingga sampai ke memiawnya.... Sumi makin mendesah kencang saat
hembusan nafasku menghangatkan memek tembemnya. Kami mengambil posisi
69. Sumi segera meraih batangku dan memasukkan ke mulutnya... bibir dan
lidahnya terasa lembut menyentuh palkonku.. hisapannya membuat aku
beberapa kali mengejang... dan aku membalasnya dengan menjilat dan
menyedot2 lubang kenikmatannya.... Walaupun Cuma penjual telur, tapi
meki Sumi baunya harum karena dia rajin mengonsumsi jamu ramuan madura.
Kujilat dan kuhisap2 bibir mekinya.... Kukunyah2 lembut clitorisnya..
dan ternyata itu membuat pertahanannya jebol...
“massssshhh.... kamu apain itilku massssshhhh.... aku mau dapeeeetttth....
uuugggghhhhh..... sssshhhhh...” Dan, terasa betapa makin beceknya
memeknya disiram dengan cairan orgasmenya. Sumi lemas sambil mendesis-
desis keenakan. “aduuuhh masshh... enyaaakh.... udah lama aku gak
beginian...hhhh.... sshhh..” “hah? Masak sih?” tanyaku. “iya mash...
suamiku habis jatuh, kontolnya gak bisa ngaceng lagi..” kata Sumi...
“Oalah Suuuumm.. kasihan banget kamu.. eman bangeeet..... sini sekarang
aku puasin... ,” kataku. “iyo massh... puasin aku...,” balas Sumi.
Langsung saja aku kenyot lagi susu montok itu. “uuuggghhh... massshhh...
ayo masssshh.. puasin akuuuu....” Sumi mengerang. Tangannya segera
meraih dan mengocok kontolku. Aku sodorin ke mulutnya. Dijilat, dihisap
dari palkon sampai sun hole-ku... membuat aku makin bergairah menggarap
Sumi. Setelah aku rasa cukup becek, segera aku arahkan kontolku ke memek
Sumi... Sumi hanya mendesis-desis kenikmatan... Aku usap-usapkan palkon
ke belahan meki Sumi... makin lama makin licin.. maka ku doronglah
batangku sampai amblas seluruhnya... blleeeepppsssph... Gileeee...
mekinya peret abiiiissss... emang bener kata orang, empot2 ayam Madura
punya....“auuuughh........
mmaassshhh....
seseeeeekkkhhhh....
gedhe bangeth kontol kamu masssshh.... punya bojoku gak segede
iniiiihhh.... uuuughhh... ssshhh...” “enakh ya Sum.... tempik kamu peret
dan legit Sum.... enak mana sama suami kamu..??” “enakh ini masshh...
ayo masshh.. genjoth terussshh... puasin akuuuuhh.. sshhhh....” kata
Sumi sambil matanya merem melek keenakan...
Setelah 10 menit, Sumi capek, minta ganti posisi. Tanpa melepaskan diri, kami berganti
women on top. Sumi sedikit mengernyit kesakitan saat lututnya yg memar
coba ditekuk karena dia ambil posisi jongkok. Namun itu tak lama karena
kalah dengan kenikmatan yang dia terima akibat meki legitnya diobok-
obok sama belalai gajahku.. hehehehe... Dalam posisi ini, jepitan dan
empotan Sumi makin terasa memijat-mijat batangku. Dia menggoyang
pinggulnya membuat kontolku berasa dipilin-pilin... kombinasi empotan,
pijitan dan
putaran membuatku hampir jebol... Aku mencoba
bertahan... Sumi terus bergoyang sambil mendesis-desis keenakan.. sampai
akhirnya goyangannya makin tak beraturan... dan tiba-tiba dia
melenguh...”uuggghhh...
massss.... aku nyampe lagiiii.....
heeeghhhh....” katanya sambil aku merasakan kontolku seperti dijepit ama
besi... kenceng banget jepitannya... setelah beberapa kedutan, tubuhnya
ambruk menindihku.... sambil berbisik.. “massh.. kamu kuat bangeth....
hhhuuuuffftttt...” aku Cuma tersenyum dan meremas2 pantatnya...
“Sekarang kamu puasin aku ya Sum?” Sumi hanya mengangguk. Aku ajak Sumi
ambil posisi DS, tapi karena lututnya sakit, maka aku suruh berdiri
nungging sambil berpegangan pada sandaran sofa.. Wuuuuiiihhhh.... seksi
banget Sumi dalam posisi begini... Susunya gede menggantung namun tidak
kendor.. meki tembemnya mencuat di sela paha dengan rona merah muda di
antara bulu2 hitam... uuuhhh.. seksiiiii.... Tak lama, setelah aku
sedot- sedot dan kocok dengan jariku, meki Sumi telah siap menerima
tongkat ajaib pembawa nikmat.... Segera aku ambil posisi dan..
blllessshhhppph....
“uuggghhhhh....” Sumi melenguh ketika kontolku
memasuki mekinya.... Genjot... genjot... sambil meremas2 susu Sumi yang
seksi saat bergoyang-goyang karena genjotanku... makin menambah
seksi.... Sekitar 10 menitan dalam posisi DS, aku merasakan
meki
Sumi berkedut-kedut lagi.. kayaknya mau orgasme yg ketiga kalinya.. maka
kupercepat kocokanku di mekinya... Tak berapa lama kemudian , Sumi
menjerit...” massssshhh... mau nyampe lagiiii..... ayo masssshhhh...
genjooottthhh....” “iya Summmh.... aku juga udah mau nyampe...
sssshhhh.... kita barengan yaaa... ,“ kataku. “ayo mashhh.... gak kuat
lagi mashhhh....mmmaaaashhhhhh.....
uuuuffffttt.....” Sumi makin
meracau. Pada saat yg sama, kontolku udah berdenyut- denyut pula.
Kupercepat tempo kocokanku hingga akhirnyaaaa...
“Suuuuuummmhhh...
aku keluarrrrrrrhhhhh.....” kataku. “Semprot di dalam aja mash....
heeeeegghhh....” jawab Sumi sambil mengejang karena orgasmenya sudah
sampai berbarengan dengan aku menyemprotkan spermaku beberapa kali...
Dalam posisi begitu, aku masih merasakan kedutan dan pijitan yg luar
biasa dari meki legit Sumi. Sambil menunggu kontolku mengecil, tetap
saja kutancapkan di meki Sumi sambil terus meremas-remas toket
idamanku.... Dan akhirnya
plooph.. kontolku sudah mengkerut karena
puas.. hehehe.... Lalu kami bersih2 diri di kamar mandi, hanya saling
gosok saat menyabuni. Tidak main lagi, karena takut Sumi ditunggu Bik
Sari yang pastinya bersiap pulang karena hari sudah menjelang siang. Tak
terasa satu jam lebih kami bergumul. Aku pergi ke jalan untuk kembali
melihat situasi. Karena sudah agak siang, jalanan di depan rumah sudah
mulai sepi, maka aku beri kode pada Sumi untuk keluar dan kembali ke
kiosnya. Aku gak tau apa alasan Sumi pada bik Sari, yg penting aku tau
satu hal, Sumi dan aku puas. Sebelum berpisah, kami berjanji utk lebih
sering berbagi kenikmatan, karena aku adalah orang yang baik hati,
membantu menyirami kegersangan rumput tetangga...
No comments:
Post a Comment