IBU KOS LILY
(( like dulu baru baca ))
Sudah hampir setahun Zaki tinggal di tempat kost bu Lily. Bisa tinggal
di tempat kost ini awalnya secara tidak sengaja ketemu bu Lily di pasar.
Waktu itu bu Lily kecopetan, trus teriak dan kebetulan Zaki yang ikut
menolong menangkap copet dan mengembalikan dompet bu Lily. Trus ngobrol
sebentar, kebetulan Zaki lagi cari tempat kost yang baru dan
bu Lily
mengatakan dia punya tempat kost atau bisa di bilang rumah bedengan
yang dikontrakkan, yah jadi deh tinggal di kost-an bu Lily. Bu Lily
lumayan baik terhadap Zaki, kelewat baik malah, karena sampai saat ini
Zaki sudah telat bayar kontrak rumah 3 bulan, dan bu Lily masih
adem-adem aja. Mungkin
masih teringat pertolongan waktu itu. Tapi
justru Zaki yang gak enak, tapi mau gimana, lha emang duit lagi seret.
akhirnya Zaki lebih banyak menghindar untuk ketemu langsung dengan bu
Lily. Sampai satu hari…… waktu itu masih sore jam 4. Zaki masih
tidur-tiduran dengan malasnya di kamarnya. Tempat kost itu berupa kamar
tidur dan kamar mandi di dalam. Terdengar pintu kamarnya di ketok…
tok..tok..tok.. lalu suara bu Lily yang manggil,”Zack…Zaki… ada di dalem
gak?” Sontak Zaki bangun, wah bisa berabe kalo nanyain duit sewa kamar
nie, pikir Zaki. Dengan cepat meraih handuk, pura-pura lagi mandi aja
ah, ntar juga bu Lily pergi sendiri. Setelah masuk kamar mandi kembali
terdengar suara bu Lily,” Zaki lagi tidur ya..?” dan dari kamar mandi
Zaki menyahut sedikit teriak,” lagi mandi bu….” Sesaat tidak ada
sahutan, tapi kemudian suara bu Lily jadi dekat,”ya udah mandi aja dulu
Zack, ibu tunggu di sini ya…” eh ternyata masuk ke kamar, Zaki tadi gak
mengunci pintu. “busyet dah, terpaksa bener- bener harus mandi
nie,”pikir Zaki. Sekitar lima belas menit Zaki di kamar mandi, sengaja
mandinya agak dilamain dengan maksud siapa tau bu Lily bosan trus gak
jadi nunggu. Tapi rasanya percuma lama-lama toh bu Lily sepertinya masih
menunggu. Akhirnya keluar juga Zaki dari kamar mandi, dengan hanya
handuk yang melilit di pinggang, tidak pakai celana dalem lagi, maklum
tadi gak sempet ambil karena terburu- buru. Bu Lily tersenyum manis
melihat Zaki yang salah tingkah,”lama juga kamu mandi
ya Zack…” bu
Lily membuka pembicaraan. “pasti bersih banget mandinya ya…” gurau bu
Lily sambil sejenak melirik dada bidang Zaki. “ah ibu bisa aja… biasa
aja kok bu.., oia ada apa ya bu..?” jawab Zaki sekenanya saja sambil
mengambil duduk di pinggiran tempat tidur. Bu Lily mendekat dan duduk di
samping Zaki, “Cuma mau ngingetin aja, uang sewa kamarmu dah telat 3
bulan lho… trus mau ngobrol-ngobrol aja sama kamu, kan dah lama gak
ngobrol, kamu sie pergi mlulu…”ucap bu Lily. Zaki jadi kikuk,”wahduh…
kalo uang sewanya ntar aku bayar cicil boleh gak bu? Soalnya lagi seret
nie…” jawab Zaki dengan
sedikit memohon. Bu Lily terlihat sedikit
berpikir…”mmmm… boleh deh, tapi jangan lama-lama ya… emang uangmu di
pakai untuk apa sie?” terlihat bu Lily sedikit menyelidik. “hmmm… pasti
buat cewe mu ya…”dia terlihat kurang senang. “ah nggak juga kok bu…..
saya emang lagi ada keperluan,” jawab Zaki hati-hati melihat raut wajah
bu Lily yang kurang
senang. “huh…laki-laki sama aja, kalo lagi ada
maunya, apa aja pasti di kasih pada perempuan yang lagi di dekatinya,
hhhh… sama aja dengan suamiku….”keluh bu Lily dengan nada kesal. Waduh
nampaknya bu Lily lagi marahan nie sama suaminya, jangan-jangan
amarahnya ditumpahkan pula sama Zaki. Dengan cepat Zaki menjawab,”tapi
saya janji kok bu, akan saya lunasi kok…” “hhhhh….”bu Lily menghela
nafas,”udahlah Zack, gak apa- apa kok, gak di bayar juga kalo buat kamu
ga masalah… ibu Cuma lagi kesel aja sama suamiku, dia cuma perhatiannya
sama Marni terus… aku seperti gak dianggap lagi, mentang- mentang Marni
jauh lebih muda ya.” sedikit penjelasan bahwa bu Lily ini istri pertama
dari pak Kardi, sedangkan istri keduanya bu Marni. Dan sekarang
sepertinya pak Kardi lebih sering tinggal di rumahnya yang satu lagi
bersama bu Marni dan bu Lily tampaknya udah mulai kesepian nie “wah kalo
masalah keluarga sie aku kurang paham bu…. “jawab Zaki kikuk “gak
apa-apa Zack, ibu hanya mau curhat aja sama kamu… boleh kan Zack?” suara
bu Lily sendu. Agak lama terdiam, terdengar tarikan nafas bu Lily
terasa berat, dan sedikit sesunggukan, waduh lama-lama bisa nangis nie,
gawat dong pikir Zaki. “udah bu jangan terlalu dipikirkan, nanti juga
pak Kardi kembali lagi kok, kan ibu juga gak kalah cantiknya sama bu
Marni,”Zaki bermaksud menghibur. “ah kamu Zack… emang ibu masih cantik
menurutmu?” bu Lily menatap sendu ke arah Zaki, terlihat dua butir air
mata mengalir di pipinya. Uhh…. ingin rasanya Zaki menghapus air mata
itu, pak Kardi emang keterlaluan masa wanita cantik nan elok seperti ini
dianggurin sie, coba Zaki bisa berbuat sesuatu… busyet… Zaki memaki
dalam hati… “kenapa otak gwa jadi kotor gini.” Dengan sedikit gugup Zaki
menjawab,”mmm…eee…iya kok bu, ibu masih cantik, kalo masih gadis
mungkin aku yang duluan tergoda.” Uupsss …. Maksud hati ingin menghibur,
tapi kenapa kata-kata yang menggoda yang keluar dari mulut… gerutu Zaki
dalam hati. Zaki jadi panik, jangan- jangan bu Lily marah dengan ucapan
Zaki. Tapi ternyata Zaki salah, karena bu Lily tersenyum, manis sekali
dengan deretan gigi yang putih dan rapi,”ih Zaki bisa aja menghibur….
Iya juga sie, kalo masih gadis bisa aja tergoda, pantes aja suamiku gak
ngelirik aku lagi, bis nya dah tua sie…” rona wajah bu Lily berubah
sedih lagi,”kalo menurutmu Zack, apa ibu emang gak menarik lagi…?”
sambil berdiri dan memperhatikan tubuhnya kemudian menatap Zaki minta
penilaian. Terang aja Zaki makin kikuk,”wah aku mau ngomong apa ya bu…?
Takutnya nanti di bilang lancang lho… tapi kalo mau jujur…. Ibu cantik
banget, seperti masih 30an deh.” Bu Lily tampaknya senang dengan pujian
itu,”hmmm.. kamu ada-ada aja saja… ibu udah 43 lho.. emang Zaki liat
dari mananya bisa bilang begitu?” Zaki jadi cengar cengir,” ….itu
penilaian laki-laki lho bu, saya malu bilangin nya.” Bu Lily kembali
duduk mendekat, sekarang malah sangat dekat hampir merapat ke Zaki
sambil berkata,” ah.. gak perlu malu…. Bilang aja…” Nafas Zaki terasa
sesak, badan nya terasa panas dingin menghadapi tatapan bu Lily, matanya
indah dengan bulu mata yang lentik, sesaat kemudian Zaki mengalihkan
pandangan ke arah tubuh bu Lily mencari alasan penilaian tadi, uups baru
deh Zaki memperhatikan bahwa bu Lily memakai baju terusan seperti
daster tapi dengan lengan yang berupa tali dan diikat simpul di bahunya.
Hmmm .. kulit itu mulus kuning langsat dengan tali baju dan tali bra
yang saling bertumpuk di bahu,
pandangan Zaki beralih ke bagian
depan uupss… terlihat belahan dada yang hmmm… sepertinya buah dada itu
lumayan besar. Sentuhan lembut tangan bu Lily di paha Zaki yang masih
dibungkus handuk cepat menyadarkan Zaki. Dengan penuh selidik bu Lily
bertanya,”lho… kok jadi bengong sie..? apa dong alasannya tadi bilang
ibu masih 30an…” Zaki sedikit tergagap karena merasa ketahuan terlalu
lama memandangi tubuh bu Lily,”mmm… eeemm.. ibu benar-benar masih
cantik, kulitnya masih kencang… masih sangat menggoda…” Tidak ada
jawaban dari mulut bu Lily, hanya pandangan mata yang kini saling
beradu, saling tatap untuk beberapa saat… dan seperti ada magnet yang
kuat, wajah bu Lily makin mendekat, dengan bibir yang semakin merekah.
Zaki pun seakan terbawa suasana, dan tanpa komando lagi, Zaki menyambut
bibir merah bu Lily, desahan nafas mulai terasa berat hhhh…hhhh… ciuman
terus bertambah dahsyat, bu Lily menjulurkan lidahnya masuk menerobos ke
mulut Zaki, dan dibalas dengan lilitan lidah Zaki sehingga lidah
tersebut berpilin-pilin dan kemudian deru nafas semakin berat terasa.
Dengan naluri yang alami, tangan Zaki merambat naik ke bahu bu Lily,
dengan sekali tarik, terlepas tali pengikat baju di bahu tersebut dan
dengan lembut Zaki meraba bahu bu Lily sampai ke lehernya…. Kemudian
turun ke arah dada, dengan remasan lembut Zaki meremas payudara yang
masih terbungkus bra itu. “hhhhh… hhhh” nafas bu Lily mulai terasa
menggebu, nampaknya gairah birahinya mulai memuncak. Jemari lentik bu
Lily tak ketinggalan meraba dan mengelus lembut dada Zaki… melingkari
pinggang Zaki, mencari lipatan handuk, hendak membukanya… Uupps…. Zaki
tersentak dan sadar….,”ups…hhh… maaf bu… maaf bu… saya terbawa
suasana….” Zaki tertunduk tak berani menatap bu Lily sambil merapikan
kembali handuknya, baru kemudian dengan sedikit takut melihat ke arah bu
Lily. Terlihat bu Lily pun agak tersentak, tapi tidak berusaha
merapikan pakaiannya, sehingga tubuh bagian atas yang hanya tertutup bra
itu dibiarkan terbuka. Pemandangan yang menakjubkan. “napa Zack… kita
sudah memulainya… dan kamu sudah membangkitkan kembali gairah ibu yang
lama terpendam… kamu harus menyelesaikannya Zack…” tatapan bu Lily
terlihat semakin sendu…
“mmm… ibu gak marah..? gimana nanti kalo ada
yang lihat bu… bisa gawat dong… pak Kardi juga bisa marah besar bu…”
jawab Zaki. Tanpa menjawab bu Lily bangkit berdiri, namun karena tidak
merapikan pakaiannya, otomatis baju terusan yang dipakai jadi melorot
jatuh ke lantai. Zaki terpana melihat tubuh indah itu, sedikit berlemak
di perut dan bokongnya namun itu malah menambah seksi lekuk tubuh bu
Lily. Kemudian dengan tenang bu Lily melangkah ke arah pintu kamar dan
menguncinya. Saat berjalan membelakangi Zaki itu nampak gerakan bokong
bu Lily naik turun, dan perasaan Zaki semakin tegang dengan nafsu yang
semakin tak tertahankan, demikian juga saat bu Lily berbalik dan
melangkah kembali menuju tempat tidur, Zaki tidak melepaskan sedikit pun
gerakan bu Lily. Sampai bu Lily berdiri dekat di depan Zaki dan
berkata,”kamarnya udah di kunci Zack, dan gak ada yang akan
mengganggu….” Zaki tidak langsung menjawab, menghidupkan tape dengan
suara yang agak besar, setidaknya untuk menyamarkan suara yang ada di
ruangan. Bu Lily kembali duduk di pinggiran tempat tidur, dan membuka
bra yang digunakannya. Zaki mendekat dan duduk di samping bu Lily… hmmm…
nampak payudara itu masih montok dan kenyal, ingin Zaki langsung
melahap dengan mulut dan menjilatnya. Bu Lily yang memulai gerakan
dengan melingkarkan lengannya ke leher Zaki, menarik wajah dan langsung
melumat bibir Zaki dengan nafsu yang membara. Zaki membalas dengan tidak
kalah sengit, sambil meladeni serangan bibir dan lidah bu Lily, tangan
Zaki meremas payudara montok milik bu Lily. Desahan nafas menderu di
seputar ruangan, diselingi alunan musik menambah gairah. Setelah
beberapa saat, bu Lily mendorong lembut badan Zaki, menyudahi
pertempuran mulut
dan lidah, dengan nafas yang memburu. Zaki
mendorong lembut tubuh bu Lily, berbaring terlentang dengan kaki tetap
menjuntai di pinggiran tempat tidur. Dada yang penuh dengan gunung
kembar itu seakan menantang dengan puting yang telah tegang. Tanpa
menunggu lagi Zaki melaksanakan tugasnya menjelajahi gunung kembar itu
mulai dari lembah antara, melingkari dan menuju puncak puting. Dengan
gemas Zaki menyedot dan memainkan puting susu itu sambil tangan meremas
payudara kembarannya ………………… “HHHH….
AHHH….MMMH….”suara bu Lily
mulai kencang terdengar, desahan-desahan nikmat yang semakin
menggairahkan. Zaki melanjutkan penjelajahan dengan menyusuri lembah
payudara menuju perut dan sebentar memainkan lidah pada udel bu Lily
yang menggelinjang kegelian. Zaki menghentikan penjelajahan lidah,
kemudian dengan cekatan menarik celana dalam bu Lily, melepaskan dan
membuang ke lantai. Dengan spontan bu Lily mengangkat kaki ke atas
tempat tidur dan memuka lebar pahanya, terlihat gundukan vagina dengan
rambut-rambut yang tertata rapi. Zaki mulai kembali aksi dengan
menjilati menyusuri paha bu Lily yang halus mulus, terus mendekat ke
selangkangan menemui bibir
vagina yang mulai mengeluarkan cairan
senggama. Tanpa menunggu lama, Zaki menyapu cairan senggama itu dengan
lidahnya dan meneruskan penjelajahan lidah sepanjang bibir vagina bu
Lily dan sesekali menggetarkan lidah pada klitorisnya yang membuat bu
Lily mengerang kenikmatan,”AHHHH….
MMMMH… HHH… Zack….UHH…”desahan
birahi yang memuncak dari bu Lily membuat Zaki semakin bersemangat dan
sesekali lidah di julurkan mencoba masuk ke liang senggama yang menanti
pemenuhan itu. Setelah beberapa menit Zaki mengeksplorasi liang
kewanitaan itu, nampaknya bu Lily tidak sabar lagi menuntut pemenuhan
hasrat birahinya,”Zack…. Ayo sayang… masukkin Zack… hhhh… mmmmh.” Suara
bu Lily ditingkahi desahan-desahan yang semakin kencang. Dengan tenang
Zaki menyudahi penjelajahan lidah dan bersiap bertempur yang
sesungguhnya. Dengan sekali tarik lepaslah handuk yang melilit di
pinggang dan bebas mengacung penis dengan bagian kepala yang merah
mengkilap. Bu Lily semakin membuka lebar pahanya, besiap
menanti
pemenuhan terhadap liang wanitanya. Zaki naik ke tempat tidur dan
langsung mengarahkan batang penis ke arah vagina bu Lily yang dengan
sigap lansung meraih dan meremas batang kemaluan Zaki dan membantu
mengarahkannya tepat ke liang vaginanya. Dengan sekali dorongan penis
Zaki amblas sampai setengahnya. Zaki menahan gerakan sebentar menikmati
prosesi masuknya penis yang disambut desahan bu Lily,” AHHH….TERUSKAN
ZACK….AHHH.” kemudian dengan meresapi masuknya penis sampai sedalam- dalamnya. Setelah dorongan pertama dan batang zakar yang
masuk seluruhnya barulah Zaki memompa menaik turunkan pantat dengan
irama beraturan seakan mengikuti irama musik yang terasa semakin
menggebu dan hot. Zaki bertumpu pada kedua siku lengan sedangkan bu Lily
mencengkam punggung Zaki, meresapi dorongan dan tarikan penis yang
bergerak nikmat di liang senggamanya. Suara desahan bercampur aduk
dengan alunan musik dan peluh mulai bercucuran di sekujur
tubuh,”AH..AH..AH..MMH…
MHH…HHHH.” tak hentinya desahan meluncur
dari bibir Zaki dan bu Lily. Sesaat Zaki menghentikan gerakan untuk
mencoba mengambil nafas segar, bu Lily memeluk Zaki dan menggulingkan
badan tanpa melepas penis yang tetap berada di liang vaginanya. Dengan
posisi di atas dan setengah berjongkok, bu Lily memompa dan
menaikturunkan pantatnya dengan badan bertumpu pada lengan. Sesekali bu
Lily memutar pantatnya dan kemudian memasukkan batang zakar Zaki lebih
dalam. Zaki tak diam saja, tangan meremas kedua payudara yang
menggantung bebas dan menarik-narik puting susu bu Lily. Suasana makin
membara dengan peluh yang bercucuran, sampai saat bu Lily seperti tak
sanggup melanjutkan pompaan karena birahi yang hendak mencapai puncak
pemenuhan. Dengan sigap Zaki membalikkan posisi, bu Lily kembali berada
di bawah, dengan mempercepat tempo dorongan Zaki meneruskan pertempuran.
“Zack… AHH..AH..AH..UH…TERUS
ZACK…. AHHH…AHH IBU SAMPAI…
ZACK….AHHHHHHHHH…
MMMMMHHH.” Setelah teriakan tertahan bu Lily mengatup bibirnya
menikmati orgasme yang didapat, tubuhnya sedikit bergetar. Zaki merasa
vagina yang mengalami orgasme itu berkedut-kedut seperti menyedot
zakarnya.Zaki menikmatinya dengan memutar
–mutar pantatnya dan
memasukkan lebih dalam lagi batang zakarnya, dan terasa ada dorongan
kuat menyelimuti batang zakarnya, semakin besar dan sesaat Zaki kembali
mendorong batangnya dengan cepat dan saat terakhir menarik keluar
batanga zakarnya dan melepaskan air maninya di atas
perut bu Lily….
Yang dengan cepat meraih penis Zaki dan mengocoknya sampai air mani itu
berhenti muncrat, dengan lembut bu Lily mengusap penis yang mulai turun
ketegangannya. Zaki membaringkan tubuhnya disamping bu Lily. Terdiam
untuk beberapa saat. Bu Lily bangkit duduk meraih kain di pinggiran
tempat tidur
dan menyeka sisa air mani di perutnya. Kemudian dengan
manja membaringkan tubuhnya diatas Zaki. “makasih ya sayang… ini rahasia
kita berdua… I love u Zack,” bisik mesra bu Lily di telinga Zaki.
“mmm…baik bu…”belum sempat Zaki menyelesaikan ucapannya, jari telunjuk
bu Lily menempel di bibirnya, “kalo lagi berdua gini jangan pangil ibu
dong…”ucap bu Lily manja. “iya sayang….” Balas Zaki, senyum manis
merekah di bibir seksi bu Lily. Setelah itu dengan cepat Zaki dan bu
Lily merapikan pakaian, dan sebelum meninggalkan Zaki, bu Lily berbisik
mesra,”sayang… tar malem suamiku gak ada di rumah….. aku tunggu di kamar
ya… berapa ronde pun dilakoni buat Zaki sayang.” Sambil berpelukan
mesra, Zaki menyanggupi ajakan bu Lily.
No comments:
Post a Comment