Cerita Sex ku dengan tetangga Depan Rumah

“bener pah, td evi cerita sendiri sm mama” kata istriku seolah menjawab keraguanku,
“wah, kasian banget ya mah, jadi dia gak bisa mencapai kepuasan dong mah?” pancingku
“iya” sahut istriku singkat
“wah, kasian banget ya mah, jadi dia gak bisa mencapai kepuasan dong mah?” pancingku
“iya” sahut istriku singkat
pikiran aku kembali menerawang ke sosok yg diceritakan istriku, tetangga depan rumahku yang menurutku sangat cantik dan seksi, aku suka melihatnya kala pagi dia sedang berolahraga di depan rumahku yang tentunya di dpn rumahku jg, kebetulan tempat tinggal aku berada di cluster yang cukup elite, sehingga tidak ada pagar disetiap rumah, dan jalanan bisa dijadikan tempat olahraga, aku perkirakan tingginya 170an dan berat mungkin 60an, tinggi dan berisi, kadang saat dia olahraga pagi aku sering mencuri pandang pahanya yang putih dan mulus karena hanya mengenakan celana pendek, pinggulnya yg besar sungguh kontras dengan pinggangnya yang ramping, dan yang sering bikin aku pusing adalah dia selalu mengenakan kaos tanpa lengan, sehingga saat dia mengangkat tangan aku dapat melihat tonjolan buah dadanya yg keliatannya begitu padat bergotang mengikuti gerakan tubuhnya.
Satu hal
lagi yang membuat aku betah memandangnya adalah bulu ketiaknya yang
lebat, ya lebat sekali, aku sendiri tidak mengerti kenapa dia tidak
mencukur bulu ketiaknya, tapi jujur aja aku justru paling bernafsu saat
melihat bulu ketiaknya yang hitam, kontras dengan tonjoilan buah
dadanya yg sangat putih mulus. tapi ya aku hanya bisa memandang saja
karna bagaimanapun juga dia adalah tetanggaku dan suaminya adalah teman
aku. namun cerita istriku yang mengatakan suaminya impoten jelas
membuat aku menghayal gak karuan, dan entah ide dari mana, aku langsung
bicara ke istriku yang keliatannya sudah mulai pulas.
“mah” panggilku pelan
“hem” istriku hanya menggunam saja
“gimana kalau kita kerjain evi”
“hah?” istriku terkejut dan membuka matanya
“maksud papa?”
Aku agak ragu juga menyampaikannya, tapi karna udah terlanjur juga akhirnya aku ungkapkan juga ke istriku,
“ya, kita kerjain evi, sampai dia gak tahan menahan nafsunya”
“buat apa? dan gimana caranya?” uber istriku
lalu aku uraikan cara2 memancing birahi evi, bisa dengan seolah2 gak sengaja melihat, nbaik melihat senjata aku atau saat kamu ml, istriku agak terkejut juga
“hem” istriku hanya menggunam saja
“gimana kalau kita kerjain evi”
“hah?” istriku terkejut dan membuka matanya
“maksud papa?”
Aku agak ragu juga menyampaikannya, tapi karna udah terlanjur juga akhirnya aku ungkapkan juga ke istriku,
“ya, kita kerjain evi, sampai dia gak tahan menahan nafsunya”
“buat apa? dan gimana caranya?” uber istriku
lalu aku uraikan cara2 memancing birahi evi, bisa dengan seolah2 gak sengaja melihat, nbaik melihat senjata aku atau saat kamu ml, istriku agak terkejut juga
apalagi setelah aku uraikan tujuan akhirnya aku menikmati tubuh evi, dia marah dan tersinggung
“papa
sudah gila ya, mentang2 mama sudah gak menarik lagi!” ambek istriku
tapi untunglah setelah aku beri penjelasan bahwa aku hanya sekedar fun
aja dan aku hanya mengungkapkan saja tanpa bermaksud memaksa mengiyakan
rencanaku, istriku mulai melunak dan akhirnya kata2 yang aku tunggu
dari mulutnya terucap.
“oke deh pah, kayanya sih seru juga, tapi inget jangan sampai kecantol, dan jangan ngurangin jatah mama” ancam istriku.
aku seneng banget dengernya, aku langsung cium kening istriku. “so pasti dong mah, lagian selama ini kan mama sendiri yang gak mau tiap hari” sahutku.
aku seneng banget dengernya, aku langsung cium kening istriku. “so pasti dong mah, lagian selama ini kan mama sendiri yang gak mau tiap hari” sahutku.
“kan lumayan buat ngisi hari kosong
saat mama gak mau main” kataku bercanda istriku hanya terdiam cemberut
manja.. mungkin juga membenarkan libidoku yang terlalu tinggi dan
libidonya yang cenderung rendah.
keesokan
paginya, kebetulan hari Sabtu , hari libur kerja, setelah kompromi dgn
istriku, kami menjalankan rencana satu, pukul 5.30 pagi istriku keluar
berolahraga dan tentunya bertemu dengan evi, aku mengintip mereka dari
jendela atas rumah aku dengan deg2an, setelah aku melihat mereka ngobrol
serius, aku mulai menjalankan aksiku, aku yakin istriku sedang
membicarakan bahwa aku bernafsu tinggi dan kadang tidak sanggup
melayani, dan sesuai skenario aku harus berjalan di jendela sehingga
mereka melihat aku dalam keadaan telanjang dengan senjata tegang, dan
tidak sulit buatku karena sedari tadi melihat evi berolahraga saja
senjataku sudah menegang kaku, aku buka celana pendekku hingga
telanjang, senjataku berdiri menunjuk langit2, lalu aku berjalan
melewati jendela sambil menyampirkan handuk di pundakku seolah2 mau
mandi, aku yakin mereka melihat dengan jelas karena suasana pagi yang
blm begitu terang kontras dengan keadaan kamarku yang terang benderang.
tapi untuk memastikannya aku balik kembali berpura2 ada yang tertinggal
dan lewat sekali lagi, sesampai dikamar mandiku, aku segera menyiram
kepalaku yang panas akibat birahiku yang naik, hemm segarnya, ternyata
siraman air dingin dapat menetralkan otakku yg panas.
Setelah
mandi aku duduk diteras berteman secangkir kopi dan koran, aku melihat
mereka berdua masih mengobrol. Aku mengangguk ke evi yg kebetulan
melihat aku sbg pertanda menyapa, aku melihat roma merah diwajahnya,
entah apa yg dibicarakan istriku saat itu. Masih dengan peluh bercucuran
istriku yg masih keliatan seksi jg memberikan jari jempolnya ke aku
yang sedang asik baca koran, pasti pertanda bagus pikirku, aku segera
menyusul istriku dan menanyakannya
“gimana mah?” kejarku
istriku cuma mesem aja,
” kok jadi papa yg nafsu sih” candanya
aku setengah malu juga, akhirnya istriku cerita juga, katanya wajah evi keliatan horny saat dengar bahwa nafsu aku berlebihan, apalagi pas melihat aku lewat dengan senjata tegang di jendela, roman mukanya berubah.
“sepertinya evi sangat bernafsu pah” kata istriku.
“malah dia bilang mama beruntung punya suami kaya papa, tidak seperti dia yang cuma dipuaskan oleh jari2 suaminya aja”
“oh” aku cuma mengangguk setelah tahu begitu,
“trus, selanjutnya gimana mah? ” pancing aku
“yah terserah papa aja, kan papa yg punya rencana”
aku terdiam dengan seribu khayalan indah,
“ok deh, kita mikir dulu ya mah”
aku kembali melanjutkan membaca koran yg sempat tertunda, baru saja duduk aku melihat suami evi berangkat kerja dengan mobilnya dan sempat menyapaku
“pak, lagi santai nih, yuk berangkat pak” sapanya akrab
aku menjawab sapaannya dengan tersenyum dan lambaian tangan.
“pucuk dicinta ulam tiba” pikirku, ini adalah kesempatan besar, evi di rumah sendiri, tapi gimana caranya? aku memutar otak, konsentrasiku tidak pada koran tapi mencari cara untuk memancing gairah evi dan menyetubuhinya, tapi gimana? gimana? gimana?
“gimana mah?” kejarku
istriku cuma mesem aja,
” kok jadi papa yg nafsu sih” candanya
aku setengah malu juga, akhirnya istriku cerita juga, katanya wajah evi keliatan horny saat dengar bahwa nafsu aku berlebihan, apalagi pas melihat aku lewat dengan senjata tegang di jendela, roman mukanya berubah.
“sepertinya evi sangat bernafsu pah” kata istriku.
“malah dia bilang mama beruntung punya suami kaya papa, tidak seperti dia yang cuma dipuaskan oleh jari2 suaminya aja”
“oh” aku cuma mengangguk setelah tahu begitu,
“trus, selanjutnya gimana mah? ” pancing aku
“yah terserah papa aja, kan papa yg punya rencana”
aku terdiam dengan seribu khayalan indah,
“ok deh, kita mikir dulu ya mah”
aku kembali melanjutkan membaca koran yg sempat tertunda, baru saja duduk aku melihat suami evi berangkat kerja dengan mobilnya dan sempat menyapaku
“pak, lagi santai nih, yuk berangkat pak” sapanya akrab
aku menjawab sapaannya dengan tersenyum dan lambaian tangan.
“pucuk dicinta ulam tiba” pikirku, ini adalah kesempatan besar, evi di rumah sendiri, tapi gimana caranya? aku memutar otak, konsentrasiku tidak pada koran tapi mencari cara untuk memancing gairah evi dan menyetubuhinya, tapi gimana? gimana? gimana?
sedang asiknya mikir, tau2 orang yang aku khayalin ada di dpn mataku,
“wah, lagi nyantai nih pak, mbak yeni ada pak?” sapanya sambil menyebut nama istriku
“eh mbak evi, ada di dalam mbak, masuk aja” jawabku setengah gugup
evi melangkah memasuki rumahku, aku cuma memperhatikan pantatnya yang bahenol bergoyang seolah memanggilku untuk meremasnya.
“wah, lagi nyantai nih pak, mbak yeni ada pak?” sapanya sambil menyebut nama istriku
“eh mbak evi, ada di dalam mbak, masuk aja” jawabku setengah gugup
evi melangkah memasuki rumahku, aku cuma memperhatikan pantatnya yang bahenol bergoyang seolah memanggilku untuk meremasnya.
aku
kembali hanyut dengan pikiranku, tapi keberadaan evi di rumahku jelas
membuat aku segera beranjak dari teras dan masuk ke rumah juga, aku
ingin melihat mereka, ternyata mereka sedang asik ngobrol di ruang tamu,
obrolan mereka mendadak terhenti setelah aku masuk,
“hayo, pagi2 sudah ngegosip! pasti lagi ngobrolin yg seru2 nih” candaku
mereka berdua hanya tersenyum.
mereka berdua hanya tersenyum.
aku
segera masuk ke kamar dan merebahkan tubuhku, aku menatap langit2
kamar, dan akhirnya mataku tertuju pada jendela kamar yang hordengnya
terbuka, tentunya mereka bisa melihat aku pikirku, karena di kamar
posisinya lebih terang dari diruang tamu, tentunya mereka bisa melihat
aku, meskipun aku tidak bisa melihat mereka mengobrol?
reflek aku bangkit dari tempat tidur dan menggeser sofa kesudut yg aku perkirakan mereka dapat melihat, lalu aku lepas celana pendekku dan mulai mengocok senjataku, ehmm sungguh nikmat, aku bayangkan evi sedang melihatku ngocok dan sedang horny, senjataku langsung kaku.
reflek aku bangkit dari tempat tidur dan menggeser sofa kesudut yg aku perkirakan mereka dapat melihat, lalu aku lepas celana pendekku dan mulai mengocok senjataku, ehmm sungguh nikmat, aku bayangkan evi sedang melihatku ngocok dan sedang horny, senjataku langsung kaku.
tapi tiba2 saja pintu kamarku terbuka, istriku masuk dan langsung menutup kembali pintu kamar.
“pa, apa2an sih pagi2 udah ngocok, dari ruang tamu kan kelihatan” semprot istriku
“hah?, masa iya? tanyaku pura2 bego.
“pa, apa2an sih pagi2 udah ngocok, dari ruang tamu kan kelihatan” semprot istriku
“hah?, masa iya? tanyaku pura2 bego.
“evi sampai malu dan pulang tuh” cerocosnya lagi, aku hanya terdiam,
mendengar evi pulang mendadak gairahku jadi drop, aku kenakan kembali celanaku.
sampai siang aku sama sekali belum menemukan cara untuk memancingnya, sampai istriku pergi mau arisan aku cuma rebahan di kamar memikirkan cara untuk menikmati tubuh evi,
” pasti lagi mikirin evi nih, bengong terus, awas ya bertindak sendiri tanpa mama” ancam istriku “mama mau arisan dulu sebentar”
aku cuma mengangguk aja,
mendengar evi pulang mendadak gairahku jadi drop, aku kenakan kembali celanaku.
sampai siang aku sama sekali belum menemukan cara untuk memancingnya, sampai istriku pergi mau arisan aku cuma rebahan di kamar memikirkan cara untuk menikmati tubuh evi,
” pasti lagi mikirin evi nih, bengong terus, awas ya bertindak sendiri tanpa mama” ancam istriku “mama mau arisan dulu sebentar”
aku cuma mengangguk aja,
5
menit setelah istriku pergi, aku terbangun karna di dpn rumah
terdengar suara gaduh, aku keluar dan melihat anakku yg laki bersama
teman2nya ada di teras rumah evi dengan wajah ketakutan, aku segera
menghampirinya, dan ternyata bola yang dimainkan anakku dan teman2nya
mengenai lampu taman rumah evi hingga pecah, aku segera minta maaf ke
evi dan berjanji akan menggantinya, anakku dan teman2nya kusuruh bermain
di lapangan yg agak jauh dari rumah.
“mbak evi, aku pamit dulu ya, mau beli lampu buat gantiin” pamitku
“mbak evi, aku pamit dulu ya, mau beli lampu buat gantiin” pamitku
“eh
gak usah pak, biar aja, namanya juga anak2, lagian aku ada lampu
bekasnya yg dari developer di gudang, kalau gak keberatan nanti tolong
dipasang yang bekasnya aja” aku lihat memang lampu yang pecah sudah
bukan standar dr developer, tapi otakku jd panas melihat cara bicaranya
dengan senyumnya dan membuat aku horny sendiri.
“kalau gitu mbak tolong ambil lampunya, nanti aku pasang” kataku
“wah aku gak sampe pak, tolong diambilin didalam” senyumnya.
“kalau gitu mbak tolong ambil lampunya, nanti aku pasang” kataku
“wah aku gak sampe pak, tolong diambilin didalam” senyumnya.
kesempatan
datang tanpa direncanakan, aku mengangguk mengikuti langkahnya, lalu
evi menunjukan gudang diatas kamar mandinya, ternyata dia memanfaatkan
ruang kosong diatas kamar mandinya untuk gudang.
“wah tinggi mbak, aku gak sampe, mbak ada tangga?” tanyaku
“gak ada pak, kalau pake bangku sampe gak” tanyanya
“coba aja” kataku.
“wah tinggi mbak, aku gak sampe, mbak ada tangga?” tanyaku
“gak ada pak, kalau pake bangku sampe gak” tanyanya
“coba aja” kataku.
Evi
berjalan ke dapur mengambil bangku, lambaian pinggulnya yang bulat
seolah memanggilku untuk segera menikmatinya, meskipun tertutup rapat,
namun aku bisa membayangkan kenikmatan di dalam dasternya.
lamunanku terputus setelah evi menaruh bangku tepat didepanku, aku segera naik, tapi ternyata tanganku masih tak sampai meraih handle pintu gudang,
“gak sampe mba” kataku
lamunanku terputus setelah evi menaruh bangku tepat didepanku, aku segera naik, tapi ternyata tanganku masih tak sampai meraih handle pintu gudang,
“gak sampe mba” kataku
aku lihat evi agak kebingungan,
“dulu naruhnya gimana mbak? ” tanyaku
“dulu kan ada tukang yang naruh, mereka punya tangga”
“kalau gitu aku pinjem tangga dulu ya mba sama tetangga”
aku segera keluar mencari pinjaman tangga, tapi aku sudah merencanakan hal gila, setelah dapat pinjaman tangga aluminium, aku ke rumah dulu, aku lepaskan celana dalamku, hingga aku hanya mengenakan celana pendek berbahan kaos, aku kembali ke rumah evi dgn membawa tangga, akhirnya aku berhasil mengambil lampunya. dan langsung memasangnya, tapi ternyata dudukan lampunya berbeda, lampu yang lama lebih besar, aku kembali ke dalam rumah dan mencari dudukan lampu yg lamanya, tp sudah aku acak2 semua tetapi tidak ketemu jg, aku turun dan memanggil evi, namun aku sama sekali tak melihatnya atau sahutannya saat kupanggil, “pasti ada dikamar: pikirku “wah bisa gagal rencanaku memancingnya jika evi dikamar terus”
“dulu naruhnya gimana mbak? ” tanyaku
“dulu kan ada tukang yang naruh, mereka punya tangga”
“kalau gitu aku pinjem tangga dulu ya mba sama tetangga”
aku segera keluar mencari pinjaman tangga, tapi aku sudah merencanakan hal gila, setelah dapat pinjaman tangga aluminium, aku ke rumah dulu, aku lepaskan celana dalamku, hingga aku hanya mengenakan celana pendek berbahan kaos, aku kembali ke rumah evi dgn membawa tangga, akhirnya aku berhasil mengambil lampunya. dan langsung memasangnya, tapi ternyata dudukan lampunya berbeda, lampu yang lama lebih besar, aku kembali ke dalam rumah dan mencari dudukan lampu yg lamanya, tp sudah aku acak2 semua tetapi tidak ketemu jg, aku turun dan memanggil evi, namun aku sama sekali tak melihatnya atau sahutannya saat kupanggil, “pasti ada dikamar: pikirku “wah bisa gagal rencanaku memancingnya jika evi dikamar terus”
aku segera menuju kamarnya, namun sebelum mengetuknya niat isengku timbul, aku coba mengintip dari lubang kunci dan ternyata….
Aku
dapat pemandangan bagus, aku lihat evi sedang telanjang bulat di atas
tempat tidurnya, jari2nya meremas buah dadanya sendiri, sedangkan
tangan yang satunya menggesek2 klitorisnya, aku gemetar menahan nafsu,
senjataku langsung membesar dan mengeras, andai saja tangan aku yang
meremas buah dadanya… sedang asik2nya mengkhayal tiba2 evi berabjak dari
tempat tidurnya dan mengenakan pakaian kembali, mungkin dia inget ada
tamu, aku segera lari dan pura2 mencari kegudang, senjataku yang masih
tegang aku biarkan menonjol jelas di celana pendekku yang tanpa cd.
“loh, nyari apalgi pak?” aku lihat muka evi memerah, ia pasti melihat tonjolan besar di celanaku
“loh, nyari apalgi pak?” aku lihat muka evi memerah, ia pasti melihat tonjolan besar di celanaku
“ini
mbak, dudukannya lain dengan lampu yang pecah” aku turun dari tangga
dan menunjukan kepadanya, aku pura2 tidak tahu keadaan celanaku, evi
tampak sedikit resah saat bicara.
“jadi
gimana ya pak? mesti beli baru dong” suara evi terdengar serak, mungkin
ia menahan nafsu melihat senjataku dibalik celana pendekku, apalagi
dia tadi sedang masturbasi.
Aku pura2
berfikir, padahal dalam hati aku bersorak karena sudah 60% evi aku
kuasai, tapi bener sih aku lagi mikir, tapi mikir gimana cara supaya
masuk dalam kamarnya dan menikmati tubuhnya yang begitu sempurna??
“kayanya dulu ada pak. coba aku yang cari” suara evi mengagetkan lamunanku, lalu ia menaiki tangga, dan sepertinya evi sengaja memancingku, aku dibawah jelas melihat paha gempalnya yang putih mulus tak bercela, dan ternyata evi sama sekali tidak mengenakan celana dalam, tapi sepertinya evi cuek aja, semakin lama diatas aku semakin tak tahan, senjataku sudah basah oleh pelumas pertanda siap melaksanakan tugasnya.
“kayanya dulu ada pak. coba aku yang cari” suara evi mengagetkan lamunanku, lalu ia menaiki tangga, dan sepertinya evi sengaja memancingku, aku dibawah jelas melihat paha gempalnya yang putih mulus tak bercela, dan ternyata evi sama sekali tidak mengenakan celana dalam, tapi sepertinya evi cuek aja, semakin lama diatas aku semakin tak tahan, senjataku sudah basah oleh pelumas pertanda siap melaksanakan tugasnya.
Setelah
beberapa menit mencari dan tidak ada juga, evi turun dari tangga, tapi
naas buat dia ( Atau malah sengaja : ia tergelincir dari anak tangga
pertama, tidak tinggi tapi lumayan membuatbya hilang keseimbangan, aku
reflek menangkap tubuhnya dan memeluknya dari belakang, hemmm sungguh
nikmat sekali, meskipun masih terhalang celana dalam ku dan dasternya
tapi senjataku dapat merasakan kenyalnya pantat evi, dan aku yakin evi
pun merasakan denyutan hangat dipantatnya, “makasih pak” evi tersipu
malu dan akupun berkata maaf berbarengan dgn ucapan makasihnya
“gak papa kok, tapi kok tadi seperti ada yg ngeganjel dipantatku ya”?” sepertinya evi mulai berani, akupun membalasnya dgn gurauan,
“gak papa kok, tapi kok tadi seperti ada yg ngeganjel dipantatku ya”?” sepertinya evi mulai berani, akupun membalasnya dgn gurauan,
“oh itu pertanda senjata siap melaksanakan tugas”
“tugas apa nih?” evi semakin terpancing
aku pun sudah lupa janji dgn istriku yang ga boleh bertindak tanpa sepengetahuannya, aku sudah dikuasai nafsu.
aku pun sudah lupa janji dgn istriku yang ga boleh bertindak tanpa sepengetahuannya, aku sudah dikuasai nafsu.
“tugas ini mbak!” kataku langsung merangkulnya dalam pelukanku
aku
langsung melumat bibirnya dengan nafsu ternyata evipun dengan buas
melumat bibirku juga, mungkin iapun menunggu keberanianku, ciuman kami
panas membara, lidah kami saling melilit seperti ular, tangan evi
langsung meremas senjataku, mungkin baru ini dia melihat senjata yang
tegang sehingga evi begitu liar meremasnya, aku balas meremas buah
dadanya yang negitu kenyal, meskipun dari luar ali bisa pastiin bahwa
evi tidak mengenakn bra, putingnya langsung mencuat, aku pilin pelan
putingnya, tanganku yang satu meremas bongkahan pantatnya yang mulus,
cumbuan kami semakin panas bergelora
tapi tiba2
tapi tiba2
“sebentar
mas!” evi berlari ke depan ternyata ia mengunci pintu depan, aku cuma
melongo dipanggil dengan mas yang menunjukan keakraban
“sini mas!” ia memanggilku masuk kekamarnya
aku
segera berlari kecil menuju kamarnya, evi langsung melepas dasternya,
dia bugil tanpa sehelai benangpun di depan mataku. sungguh keindahan
yang benar2 luar biasa, aku terpana sejenak melihat putih mulusnya badan
evi. bulu kemaluannya yang lebat menghitam kontras dengan kulitnya yg
bersih. lekuk pinggangnya sungguh indah.
tapi hanya sekejab saja aku terpana, aku langsung melepas kaos dan celana pendekku, senjataku yang dari tadi mengeras menunjuk keatas, tapi ternyata aku kalah buas dengan evi. dia langsung berjongkok di depanku yang masih berdiri dan melumat senjataku dengan rakusnya.
tapi hanya sekejab saja aku terpana, aku langsung melepas kaos dan celana pendekku, senjataku yang dari tadi mengeras menunjuk keatas, tapi ternyata aku kalah buas dengan evi. dia langsung berjongkok di depanku yang masih berdiri dan melumat senjataku dengan rakusnya.
Lidahnya
yang lembut terasa hangat menggelitik penisku, mataku terpejam
menikmati cumbuannya, sungguh benar2 liar, mungkin karna evi selama ini
tidak pernah melihat senjata yang kaku dan keras, kadang ia
mengocoknya dengan cepat, aliran kenikmatan menjalari seluruh tubuhku,
aku segera menariknya keatas, lalu mencium bibirnya, nafasnya yang
terasa wangi memompa semangatku untuk terus melumat bibirnya, aku
dorong tubuhnya yang aduhai ke ranjangnya, aku mulai mengeluarkan
jurusku, lidahku kini mejalari lehernya yang jenjang dan putih,
tanganku aktif meremas2 buah dadanya lembut, putingnya yang masih kecil
dan agak memerah aku pillin2, kini dari mataku hanya berjarak sekian
cm ke bulu ketiaknya yang begitu lebat, aku hirup aromanya yang khas,
sungguh wangi. lidahku mulai menjalar ke ketiak dan melingkari buah
dadanya yang benar2 kenyal.
Dan saat lidahku
yang hangat melumat putingnya evi semakin mendesah tak karuan,
rambutku habis dijambaknya, kepalaku terus ditekan ke buah dadanya. aku
semakin semangat, tidak ada sejengkal tubuh evi yang luput dari sapuan
lidahku, bahkan pinggul pantat dan pahanya juga, apalagi saat lidahku
sampai di kemaluannya yang berbulu lebat, setelah bersusah payah
meminggirkan bulunya yang lebat, lidahku sampai juga ke klitorisnya,
kemaluannya sudah basah, aku lumat klitnya dengan lembut, evi semakin
hanyut, tangannya meremas sprey pertanda menahan nikmat yang aku
berikan, lidahku kini masuk ke dalam lubang kemaluannya, aku semakin
asik dengan aroma kewanitaan evi yang begitu wangi dan menambah
birahiku.
Tapi sedang asik2nya aku mencumbu
vaginanya, evi tiba2 bangun dan langsung mendorongku terlentang, lalu
dengan sekali sentakan pantatnya yang bulat dan mulus langsung berada
diatas perutku, tangannya langsung menuntun senjataku, lalu perlahan
pantatnya turun, kepala kemaluanku mulai menyeruak masuk kedalam
kemaluannya yang basah, namun meskipun basah aku merasakan jepitan
kemaluannya sangat ketat. mungkin karna selama ini hanya jari saja yang
masuk kedalam vaginanya, centi demi centi senjataku memasuki vaginanya
berbarengan dengan pantat evi yang turun, sampai akhirnya aku merasakan
seluruh batang senjataku tertanam dalam vaginanya, sungguh pengalaman
indah, aku merasakan nikmat yang luar biasa dengan ketatnya vaginanya
meremas otot2 senjataku, evi terdiam sejenak menikmati penuhnya
senjataku dalam kemaluannya, tapi tak lama.
Pantatnya
yang bahenl dan mulus nulaik bergoyang, kadang ke depan ke belakang,
kadang keatas ke bawah, peluh sudah bercucuran di tubuh kami, tanganku
tidak tinggal diam memberikan rangsangan pada dua buah dadanya yang
besar, dan goyangan pinggul evi semakin lama semakin cepat dan tak
beraturan, senjataku seperti diurut dengan lembut, aku mencoba menahan
ejakulasiku sekuat mungkin, dan tak lama berselang, aku merasakan
denyutan2 vagina evi di batang senjataku semakin menguat dan akhirnya
evi berteriak keras melepas orgasmenya, giginya menancap keras dibahuku…
evi orgasme, aku merasakan hangat di batang senjataku, akhirnya tubuhnya yang sintal terlungkup diatas tubuhku, senjataku masih terbenam didalam kemaluannya,aku biarkan dia sejenak menikmati sisa2 orgasmenya setelah beberapa menit aku berbisik ditelinganya, “mba, langsung lanjut ya? aku tanggung nih” evi tersenyum dan bangkit dari atas tubuhku, ia duduk dipinggir ranjang, “makasih ya mas, baru kali ini aku mengalami orgasme yang luar biasa” ia kembali melumat bibirku.aku yang masih terlentang menerima cumbuan evi yang semakin liar, benar2 liar, seluruh tubuhku dijilatin dengan rakusnya, bahkan lidahnya yang nakal menyedot dan menjilat putingku, sungguh nikmat, aliran daraku seperti mengalir dengan cepat, akhirnya aku ambil kendali, dengan gaya konvensional aku kemabli memasukkan senjataku dalam kemaluannya, sudah agak mudah tapi tetap masih ketat menjepit senjataku, pantatku bergerak turun naik, sambil lidahku mengisap buah dadanya bergantian, aku liat wajah evi yang cantik memerah pertanda birahinya kembali naik, aku atur tempo permainan, aku ingin sebisa mungkin memberikan kepuasan lebih kepadanya, entah sudah berapa gaya yang aku lakukan, dan entah sudah berapa kali evi orgasme, aku tdk menghitungnya, aku hanya inget terakhir aku oake gaya doggy yang benar2 luar biasa, pantatnya yang besar memberikan sensasi tersendiri saat aku menggerakkan senjataku keluar masuk. dan memang aku benar2 tak sanggup lagi menahan spermaku saat doggy, aku pacu sekencang mungkin, pantat evi yang kenyal bergoyang seirama dengan hentakanku,tapi aku masih ingat satu kesadaran “mbak diluar atau didalam?” tanyaku parau terbawa nafsu sambil terus memompa senjataku
evi orgasme, aku merasakan hangat di batang senjataku, akhirnya tubuhnya yang sintal terlungkup diatas tubuhku, senjataku masih terbenam didalam kemaluannya,aku biarkan dia sejenak menikmati sisa2 orgasmenya setelah beberapa menit aku berbisik ditelinganya, “mba, langsung lanjut ya? aku tanggung nih” evi tersenyum dan bangkit dari atas tubuhku, ia duduk dipinggir ranjang, “makasih ya mas, baru kali ini aku mengalami orgasme yang luar biasa” ia kembali melumat bibirku.aku yang masih terlentang menerima cumbuan evi yang semakin liar, benar2 liar, seluruh tubuhku dijilatin dengan rakusnya, bahkan lidahnya yang nakal menyedot dan menjilat putingku, sungguh nikmat, aliran daraku seperti mengalir dengan cepat, akhirnya aku ambil kendali, dengan gaya konvensional aku kemabli memasukkan senjataku dalam kemaluannya, sudah agak mudah tapi tetap masih ketat menjepit senjataku, pantatku bergerak turun naik, sambil lidahku mengisap buah dadanya bergantian, aku liat wajah evi yang cantik memerah pertanda birahinya kembali naik, aku atur tempo permainan, aku ingin sebisa mungkin memberikan kepuasan lebih kepadanya, entah sudah berapa gaya yang aku lakukan, dan entah sudah berapa kali evi orgasme, aku tdk menghitungnya, aku hanya inget terakhir aku oake gaya doggy yang benar2 luar biasa, pantatnya yang besar memberikan sensasi tersendiri saat aku menggerakkan senjataku keluar masuk. dan memang aku benar2 tak sanggup lagi menahan spermaku saat doggy, aku pacu sekencang mungkin, pantat evi yang kenyal bergoyang seirama dengan hentakanku,tapi aku masih ingat satu kesadaran “mbak diluar atau didalam?” tanyaku parau terbawa nafsu sambil terus memompa senjataku
Evipun menjawab dengan serak akibat nafsunya ” Didalam aja mas, aku lagi gak subur”
dan tak perlu waktu lama, selang beberapa detik setelah evi menjawab aku hentakan keras senjataku dalam vaginanya, seluruh tubuhku meregang kaku, aliran kenikmatan menuju penisku dan memeuntahkan laharnya dalam vagina evi, ada sekitar sepuluh kedutan nikmat aku tumpahkan kedalam vaginanya, sementara evi aku lihat menggigit sprey dihadapannya, mungkin iapun mengalami orgasme yg kesekian kalinya.
dan tak perlu waktu lama, selang beberapa detik setelah evi menjawab aku hentakan keras senjataku dalam vaginanya, seluruh tubuhku meregang kaku, aliran kenikmatan menuju penisku dan memeuntahkan laharnya dalam vagina evi, ada sekitar sepuluh kedutan nikmat aku tumpahkan kedalam vaginanya, sementara evi aku lihat menggigit sprey dihadapannya, mungkin iapun mengalami orgasme yg kesekian kalinya.
No comments:
Post a Comment