Sunday, April 21, 2013

Cerita Seks: Kenikmatan Waktu Daftar Kuliah


Cerita Seks: Kenikmatan Waktu Daftar Kuliah | Pengalaman ini terjadi sekitar 15 tahun yang lalu. Saya baru saja lulus SMA dan sedang persiapan mendaftarkan diri ke perguruan tinggi. Saya termasuk pria yang bertampang lumayan, cukup pintar, dan berperawakan sedang. Panggil saja saya, Budi.

Selama di SMA, saya mempunyai kelompok teman yang selalu bermain bersama. 4 anak laki-laki dan 7 anak perempuan. Sebagian besar teman-teman saya melanjutkan ke perguruan tinggi di luar negeri karena memang sekolah saya termasuk sekolah elite di kota J yang menghasilkan siswa-siswi dengan hasil lulusan yang cukup baik.

Karena saya berasal dari keluarga ekonomi menengah, pilihan sekolah ke LN menjadi tidak mungkin. Dari kelompok kami hanya tersisa 3 teman perempuan dan saya. Kami bingung mau melanjutkan ke mana, tetapi akhirnya kami memutuskan untuk ke kota B yang mempunyai beberapa universitas swasta dan negeri yang cukup terkenal.

Saya, Rika, Nova, dan Jenni memutuskan untuk mendaftar bersama ke kota B. Di sinilah petualangan kami dimulai. Kami berkumpul bersama di rumah Jenni dan orang tuanya meminjamkan mobil mereka untuk kami pakai. Kami memang sering pergi berkelompok dengan meminjam mobil orang tua dan kadang sampai menginap beberapa hari di luar kota. Jadi pada saat kami pergi, orang tua teman-temanku tanpa curiga mengijinkan putri-putri mereka berangkat ke kota B dan menginap tiga malam di sana.
Sekalian liburan kata kami.

Perjalanan ke kota B berjalan lancar dan kami menghadapi ujian masuk dengan kepercayaan tinggi. Maklum, kami semua termasuk berotak encer. Sore hari kami setelah selesai ujian masuk, kami segera mencari penginapan yang terkenal dengan daerah sejuknya di sekitar kota B. Kami menyelesaikan administrasi dan segera masuk ke kamar. 

"Wah! Ternyata kamarnya besar juga yah! Ada ruang tamunya lagi," kataku. "Budi, kamu tidur di sofa aja yah! Kita berdua ambil ranjangnya!" sahut Nova. "Yah... Curang... kan baru kali ini saya menginap bareng perempuan dalam satu kamar! Siapa tahu...." komplainku. "Maunya.." kata Jenni sambil mendorong diriku ke arah sofa.

Kami semua menjatuhkan pantat di sofa sambil melepas lelah. Setelah berbincang selama setengah jam mengenai soal-soal Ujian masuk tadi siang, kami pun bergantian mandi menyegarkan badan. Kami pun memesan makan malam dari room service karena kami terlalu lelah untuk keluar mencari makan. Rika akan menyusul besok pagi dan ketemuan di kota B. Dia sudah menghadapi ujian masuk seminggu lalu. Pilihan universitasnya berbeda.

Oh iya, saya belum menjelaskan penampilan teman-teman saya. Rika : Gadis ini pemalu dengan badan kecil yang sangat indah. Saya tahu ini karena Rika sangat suka memakai baju yang menunjukkan lekuk badannya. Dadanya berukuran sedang saja, 34B (saya tahu setelah melihat BH-nya dan BH yang lain nanti). Kecil-kecil imut merupakan kesan yang diberikannya. Senyumnya manis sekali.

Nova: Gadis ini juga berbadan kecil tetapi dengan dada yang terlihat jauh lebih besar daripada milik Rika. 34C ukuran BHnya. Mulutnya kecil dengan bibir tipis yang memberikan senyum menggoda. Hampir semua anak laki-laki di sekolahku mengejar dia. Manis dengan dada besar. Siapa yang tidak tertarik?

Jenni: Gadis bertubuh jangkung yang senang memakai kaos longgar dan berjiwa bebas. Asyik diajak bertukar pikiran, pintar, dan sedikit tomboi. Senang sekali olahraga dan sangat jago bermain volley. Paling enak jadi lawan mainnya di lapangan. Posisiku sebagai tosser sering membuatku berada di depan net dan berhadapan muka dengan Jenni. Posisi siap menerima bola dan kaos longgarnya sering mengganggu konsentrasiku di lapangan.

Jenni : "Mau ngapain nih? Baru jam 6 sore kita dah selesai makan malam." 
Nova : "Kita main kartu aja yuk"
Budi : "Memangnya bawa?"
Nova : "Bbawa kok. Rika, ayo dikeluarin. Kita main poker aja. Pakai uang bohongan aja. Biar seru ada taruhannya."

Kami pun bermain selama satu jam ketika Nova menyeletuk.
Nova : "Tidak seru nih.. bosan.. gimana kalau dibuat lebih seru?"
Budi : "Maksud kamu, Nov?"
Nova : "Strip poker!!"
"Gila kamu, Nov!"
Nova : "Kaga berani?"
Saya lagi terpatung dengan keberanian ide Nova.
Jenni : "Siapa takut? Berani kok walau ada Budi!"
Pipi saya jadi memerah dan berasa panas. Ada rasa malu juga.
Glek.. saya menelan ludah.. Ada kemungkinan dua gadis muda cantik akan telanjang di depanku.
Nova : "Berani tidak, Bud? Diam aja. Malu yah telanjang di depan cewek-cewek?'

Wah, otakku langsung berputar cepat. Harus memikirkan semua kemungkinan. Jangan sampai saya kalah dan tidak melihat gadis-gadis telanjang.
Budi : "Berani dong! Tapi nanti kalian curang, kaga berani buka beneran!"
Nova : "Kalo ada yang kaga berani buka, kita semua yang paksa buka! Setuju tidak?"
Kita semua menganggukkan kepala menandakan persetujuan.
Jantungku makin berdebar kencang dan kelaminku mulai mengeras karena kemungkinan kejadian di depan mata.
Budi : "Ya dah.. Aturannya gimana nih Nov?"

Nova : "Kita semua punya modal 1000. Taruhannya setiap kelipatan 10 dan paling besar 100. Kalau modal 1000 habis, gadaikan pakaian dengan harga 500. Setuju?"
Kami semua setuju. 
Budi : "Kita main sampai kapan? Sampai satu orang bugil atau sampai semua bugil?" 
Nova : "Sampai semua bugil dong! Biar adil!!"
Jenni: "Ok deh. Tapi kasihan Budi dong. Dia kan paling cuma punya 3 potong baju. maksudnya cuma kaos, celana dan celana dalam.
Kita cewek-cewek kan kelebihan BH."
Nova : "Iya yah... ya udah biar adil, kita semua lepas BH deh."

Nova langsung dengan cekatan melepas BH merah mudanya tanpa melepaskan kaos dan melemparkan BHnya ke mukaku. 
Harumnya BH langsung memenuhi hidungku. Tanpa kusadari BH kedua pun mendarat di mukaku. Ini milik Jenni. 
BH dengan warna cream kulit.

Hahahahaha... kamipun tertawa bersama. 
Nova : "Ayo mulai! Sudah adil kan, Bud? Kita masing-masing cuma punya 3 modal."
Budi : "Sebentar.. pakaian yang sudah ditanggalkan bisa dipakai lagi ga?"
Nova : "Hmm... TIDAK BOLEH! Yang sudah lepas, tidak boleh dipakai lagi!"
Budi : "Kalau yang sudah bugil kalah lagi gimana? Kan modalnya habis!!"
Nova : "Banyak nanya yah kamu, Bud! Gimana Jen?"
Jenni : "Boleh dipegang-pegang deh sama yang menang. Dipegang-pegang selama 1 menit!"
Wah asyik nih peraturannya... tetapi otakku sudah mulai pindah ke kelamin nih.. 
"Pegang doang kaga seru ah, gimana kalo dadanya dihisap-hisap!"
Nova : "Ih kamu, Bud.... Mau dong!!" Dengan suara manisnya sambil melirik nakal ke arahku!"
Jenni dan Nova tertawa terbahak-bahak.
Nova : "Tapi kalau kamu yang sudah bugil dan kalah gimana, Bud? Saya hisap tititnya yah!!"
Jenni : "Wah saya juga mau hisap titit Budi!"

Benar-benar tidak disangka! 3 tahun bersama di SMA, saya tidak menyangka teman-temanku ini nakal juga.
Permainan pun dimulai. 
Keahlianku bermain strip poker di komputer ternyata sangat bermanfaat.
Jenni segera kehilangan modal awal sehingga harus menggadaikan modal berikutnya.
Jenni hendak membuka celananya, tetapi dicegah oleh Nova.
Nova :"Wah kaga boleh sendiri yang nentuin buka celana. Budi, mau suruh Jenni buka apa?"
Wow, thanks Nova! Aku teringat kalau mereka sudah lepas BH, tentunya dengan melepas kaos, dada Jenni akan terbuka.
Budi : "Tentu saja kaos dong. Kapan lagi bisa lihat payudara dari dekat!"
Jenni dengan malu-malu mulai melepas kaosnya dan dengan segera menutupi puting payudaranya dengan satu tangan.

Saya terkesima dengan pandangan indah di depan mata. Animasi strip poker di permainan komputer tidak seindah 
pemandangan di depan mata.

Nova : "Jen.. mana boleh ditutupin dadanya. Buka dong!"
Nova menggaet tangan penutup payudara dengan segera.
Jenni sedikit memberontak sambil memerah wajahnya. Jenni tertarik tangannya,
memperlihatkan payudara terbuka dan menggantung indah di depan wajahku. Glek.. saya menelan ludah.
Jenni : "Bud, tutup mulut dong.. Masa sampai menganga terbuka gitu melihat dada gue."
Jenni dan Nova tertawa. Ini membuat Jenni jadi relaks dan pasrah dadanya terpampang jelas.

Wah kalo mereka serius kayak gini, mendingan saya kalah saja. Mengingat kalau kalah terus, tititku akan dihisap selama 1 menit setiap kekalahan.
Hahahaha.. otakku kotor juga.
Maka dilanjutkanlah permainan. Dengan segera saya menjadikan diri telanjang. 
Celana dalam saya buka perlahan-lahan memperlihatkan titit yang sudah mengeras sejak tadi.

Saat itu, Nova, dengan payudara montoknya pun tinggal celana dalam saja.
Kedua gadis ini memperhatikan celana dalamku dengan seksama sambil menahan napas menunggu tititku seluruhnya terlihat.

Nova : "Wah sudah keras yah, Bud! Bagus lho bentuknya!"
Budi : "Gimana tidak keras... ngelihat dua pasang payudara yang bagus-bagus!"

Rupa-rupanya Nova sudah tidak tahan lagi. Aku langsung ditabraknya dan tititku langsung dipegangnya.
Dengan gemas Nova mulai mengocok tititku sambil sesekali dijilatnya. Tentu saja saya tidak tinggal diam.
Tanganku mulai meremas-remas payudara Nova yang cukup besar. 
Tidak cukup dengan remasan, akhirnya aku meraup payudara kiri dan mulai menghisapnya.
"Ahh.. Enak banget, Bud! Terus hisap.."
Sambil menghisap payudara Nova, tanganku mulai melepaskan celana dalamnya. Karena saya tidak mau melepaskan hisapan, tentu saja melepaskan celana dalam jadi lebih sulit. Nova membantu dengan melepaskan celana dalamnya sendiri.

Tititku yang menjadi lepas dari pegangan Nova, langsung disambut Jenni dengan kulumannya. 
Mimpi apa semalam. Dua gadis sudah mengulum tititku.
Kami pun pindah ke ranjang. Saya berbaring di ranjang dengan titit menjulang langit.
Nova melanjutkan memberikan payudaranya untuk saya hisap dan Jenni kembali mengulum tititku.
Tangan saya mulai bergerilya ke vagina Nova. Basah. Licin.
Saya pun mulai menggesekkan jari ke clitorisnya. Licin sekali.
Nova pun mendesah dengan kenikmatan yang dialaminya di bawah.

Jenni yang melihat Nova mengalami kenikmatan, mengubah posisi pantatnya ke sebelah mukaku.
Badan jenjangnya memang membuat posisi hampir 69 tersebut sangat mudah terjadi.
Tanganku pun menggosok vagina Jenni yang juga sudah sangat basah. Tangan kiri di vagina Jenni, tangan kanan di vagina Nova.
Kukocok keduanya dengan kelembutan yang lama-lama bertambah cepat.
Jenni dan Nova blingsatan dibuatnya. Jenni berguncang hebat sampai melepaskan hisapan di tititku dan mengeluarkan lenguhan
panjang yang sangat seksi. Nova menyusul dengan teriakan yang tidak kalah seksinya.
Keduanya terjatuh di kiri kananku dengan lemasnya.

Aku yang sudah tegangan tinggi tidak mau tinggal diam. Aku menghampiri Nova dan membuka lebar-lebar selangkangannya.
Terlihat vagina bersih yang sangat indah. Bulu-bulu halusnya sangat seksi. 
Aku mulai menggesekkan kepala tititku ke vagina Nova. Ah..... licin dan enak.
Belum pernah aku merasakan kenikmatan seperti ini.
Nova yang mulai merasakan kenikmatan, mulai bereaksi dengan menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti irama gesekan.
Nova semakin meracau..."Oohhh... aahhh... ohh..my... God.....Enak banget Bud"
"Terus Bud... Enak... ahhh...aahhHHH....AAAHHHHHH...Gila.. enak banget Titit lu Bud!! Gue dah sampe nih"
"Baru digesek aja dah enak gini yah, Bud... gimana kalo dimasukin yah? Masukin deh Bud.."
"Serius lu, Nov? Lu mau gue perawanin? Gue sih dah nafsu banget nih."
"Iya, Bud... Gue pengen ngerasain titit lu di dalam gue... di luar aja dah enak, apalagi di dalam."

Aku tidak pikir panjang lagi.. langsung berusaha merangsek ke dalam vagina Nova.
"Oww.. pelan-pelan Bud.. Sakit tahu!!"
"Ok, Nov.. gue pelan-pelan nih"
Pelan-pelan kepala titit gue mulai terbenam di vagina Nova. 
Terasa mentok. Aku yang tidak pengalaman berpikir kok tidak dalam yah?

"Nov, udah masuk belom sih?"
Nova yang mulai meringis menahan sakit, "Kayaknya sih belom deh... tapi terusin aja."
"Lu yakin, Nov? Kayaknya lu kesakitan gitu."
"Terus aja, Bud. Gue pokoknya mau titit lu di dalam gue."
"Ya udah kalo gitu.. Gue terusin nih.."

Dengan tiga sodokan keras yang disertai rintihan Nova, akhirnya tititku masuk juga sepenuhnya.
"Wah.. Nova... kayaknya titit gue dah masuk semua nih"
"Iya.. Bud..." sambil menahan sakit "diam dulu, Bud.. jangan digerakin dulu..gue masih rada sakit.."
Ahh.. nikmatnya vagina perawan.. tititku berasa banget diremas-remas oleh vagina sempit Nova.
Tanpa kusadari, aku mulai menggerakkan pelan-pelan pantatku.
Keluar masuk secara perlahan.
Nova pun mulai bernafas secara teratur dan mulai menikmati kocokan lembut di vaginanya.
"Pelan-pelan yah Bud... masih sakit tapi dah mulai enak nih... vagina gue berasa penuh banget diisi titit lu"

Jenni yang dari tadi menonton menunjukkan ekspresi tidak percaya.
"Gila lu berdua.. beneran ngentot yah?"
Jenni pun mendekati TKP dan memperhatikan dengan seksama.
"Gila.. gila.. titit lu beneran masuk ke vaginanya Nova, Bud!"
"Iya Jen.. Enak banget vagina Nova.. gue bisa ketagihan ngentot nih."

Tiba-tiba ada keinginan yang luar biasa untuk segera sampai.. kupercepat goyanganku. 
Nova pun semakin mendesah menggila. "Ahhh...Ohhh...Ahhh...Ohhh...Bud.. gue mau sampe lagi nih"
"Barengan Nov.. gue juga mau sampe.."
Di kepalaku tidak teringat lagi pelajaran Biologi, kalau sperma ketemu sel telur akan menghasilkan zygot yang akan berkembang menjadi bayi.
"Ayo.. Bud... kita bbaaareeennggg...." 
Croootttt...croottt.. croottt...Tiga kali aku menyemprotkan mani ke rahim Nova.
Ahh... ini perasaan yang luar biasa... kenikmatan berhubungan badan dengan seorang gadis muda yang cantik. 
Beda banget sama masturbasi. Hubungan langsung lebih nikmat. Aku langsung terjatuh lemas di sebelah Nova.

Jenni yang melihat pertunjukkan langsung bagaimana berreproduksi mulai mendekati tititku lagi dan menghisapnya dengan lembut.
Nafasku yang tersengal-sengal perlahan-lahan menjadi teratur seraya menikmati hisapan-hisapan Jenni.
Dikocoknya perlahan tapi pasti membuat tititku menjadi tegang kembali.
"Bud, jangan dimasukin yah. Ini pengen gue gesek-gesek ke vagina."
"Iya, Jen."
Jenni pun mengambil posisi WOT dan mulai menggesek-gesek vaginanya di atas tititku. 
"Enak banget, Jen"

Goyangan lembut Jenni membuat payudaranya bergoyang-goyang secara anggun. Pemandangan yang sangat indah.
Jenni merupakan salah satu wanita impianku. Tinggi, berdada montok, atletis, senang bercanda, dan baik hati.
Sekarang dia sedang menggesekkan kelaminnya dengan kelaminku. Ah.. kepengen masukin d.

Segera kubalikkan posisi sehingga aku sekarang di atas.
Kakinya kubuka lebar-lebar. Terlihat vagina yang sangat indah. Bahkan lebih indah daripada punya Nova.
Mulus, hampir tanpa bulu. Warnanya pink dan telah basah mengkilap.
Tititku langsung berkedut-kedut melihatnya.
Kuarahkan tititku ke vaginanya.
"Bud, jangan dimasukkin yah!"
"Kenapa Jen? Sudah tidak tahan nih"
"Jangan Bud... jangan sekarang." suaranya lembut meluluhkan hati.

Entah kenapa aku berhenti memaksakan kepala tititku. Akhirnya aku hanya menggesek-gesekkan kepala tititku di muka vagina Jenni.
"Ah... iya Bud.. Begitu saja... gesek saja terus... Ahh... Ahhh"
Jenni mulai lebih relaks dan lebih melebarkan posisi kakinya.
Melihat itu, aku semakin cepat menggesekkan titit. Semakin cepat gesekan, semakin keras desahan Jenni.
"OOhhhh... AHhhhh..enak Bud... Teruss.. Terusss.. Lebih cepat lagi... Tee..teeeruussss.... AHHHHHH."
Jenni mendapatkan orgasmenya dan cukup banyak cairan O-nya yang keluar. Kasur menjadi basah sekali.
Aku melihat Jenni mengalami orgasme yang sangat seksi sampai aku terdiam terkesima.
Jenni cantik sekali...Aku benar-benar terpesona.. Sepertinya aku jatuh cinta dengan Jenni.

Nova yang telah cukup beristirahat dan melihat Jenni telah lemas mengambil alih situasi.
Dipegangnya tititku dan dikocoknya perlahan.
Tititku yang masih belum puas dengan Jenni membuat otakku segera beralih ke Nova dan menyuruhku untuk melampiaskannya ke Nova.
Lagi pula tititku bisa coblos ke dalam Nova.
Dengan segera kubalikkan Nova dan kucoba Doggy style di sebelah Jenni yang masih terbaring lemas.

Ternyata Doggy style memberikan sensasi yang berbeda. Rasanya tidak bisa dituliskan dengan kata-kata.. Hanya nikmat..
Walaupun Nova yang sedang aku sodok, tatapanku tidak lepas dari Jenni. Jenni membuka matanya dan menatapku dengan penuh kemesraan.
Senyumnya yang manis membuat hatiku bingung. 
Di sini aku sedang jatuh cinta dengan Jenni, tetapi tititku sedang menikmati pelayanan Nova, dan Jenni tersenyum kepadaku.
Ah bingung.....
Aku pun tersenyum balik ke Jenni sambil semakin keras menyodok Nova.

Sodokan kerasku yang terus bertubi-tubi dari belakang membuat Nova tidak dapat menahan diri lagi dan dia mendapatkan orgasme lagi.
Aku memperlambat sodokanku agar Nova bisa menikmati orgasmenya.
Jenni bangun dan memberikan payudaranya ke mukaku.
"Hisap Bud! Biar lu tambah seru!"
Ah.. nikmatnya tetek Jenni.. Kenyal tetapi kencang.
Tentu saja akibat tetek Jenni yang nikmat, goyanganku ke Nova semakin bertambah cepat.
"Gila lu Bud, enak banget sih dientot dari belakang sama lu... gue.. mauuuuu... Ahhhhh..." Nova pun orgasme lagi.
Aku pun tidak tahan nikmatnya menghisap tetek Jenni sambil doggy ke Nova dan akhirnya.. croott...croott... dua kali aku semburkan spermaku.
"Bud enak banget disemprot elu... Rasanya nikmat.. kayak mandi air hangat.. tapi ini rasanya di dalam.'

Posisi kami belum berubah.. aku masih menancapkan titit ke dalam vagina Nova sambil terus menyemprotkan sisa-sisa sperma 
dan mulutku terus mengulum, menghisap dan menggigit-gigit payudara Jenni.
"Enak yah Bud, isap tetek gue dan ngentot-in Nova"
"Iya Jen! Cuma impian bisa threesome kayak gini tapi gue bisa ngerasain kejadian benernya."
"Udah dong Bud, cabut titit lu. Pegel nih nungging melulu" timpal Nova.

Kucabut tititku tetapi pandanganku terus menatap mata Jenni. Kelihatannya aku benar-benar jatuh cinta.
Malam itu kami tidur bertiga dalam keadaan bugil. Jenni di kananku, Nova di kiriku.

******

Tok tok tok.. Pintu kamar hotel diketuk.
Nova yang telah bangun lebih dulu membuka pintu dan Rika terlihat telah sampai dihantar oleh orangtuanya.
"Eh.. Rika" Nova panik "Bokap Nyokap lu mana?"
"Tenang Nova, mereka cuma menghantarku kok.. tadi langsung jalan lagi ke kota C."
"Wah... lega.. gue pikir mereka mau masuk ke dalam."
"Memangnya kenapa Nov? Eh... lu kok kaga pake BH?"
"Itu dia Rik.. takut ketahuan.. Gue kemaren berhasil nih"
"Berhasil apaan sih, lu?"
"Gue kasih perawan gue ke Budi!!"
"Haahh?? Yang bener lu? Jenni juga? Kita semua kan memang kepengen banget dientot Budi!!"
"Jenni belum.. masih perawan dia.. kayaknya takut.. tapi udah main juga sama si Budi, cuma belum dimasukin aja."
"Gue jadi horny nih, Nov. Budi di mana? Mau gak yah dia?"
"Masih tidur tuh.. lu bangunin aja.. laki-laki kalo dikasih perawan mana ada yang nolak."
"Hahahaha...bener juga lu!"

"Tuh lihat, Rika. Ada yang menonjol di selimut. Dia masih telanjang lho. Kita kemaren tidur begitu gayanya."
"Jenni mana, Nov? Kok kaga ada?"
"Lagi di kamar mandi. Tuh lu urus si Budi aja. Pagi-pagi dah tegak gitu. Lu hisap aja dulu tititnya."

Rika pun menghampiri ranjang dan segera menarik selimut sehingga tititku terbuka dengan leluasa.
Aku yang masih tidur tidak sadar apa yang sedang terjadi hanya mengetahui kalau tititku mengalami kenikmatan.
Perlahan-lahan kubuka mataku berpikir Nova atau Jenni sedang mengulum si junior.
"Hah? Rika? Ngapain lu?" tanyaku tanpa berusaha melepaskan diri. Lagi enak kok masa melarikan diri. Betul gak?
"mmlammggii hissmmmaaapp mttiimmtiitttmm mmlu" Jawab Rika dengan tidak melepaskan muatan di mulutnya.
"Hahahaha" Nova tertawa geli. "Lanjutin aja Rik, si Budi kaga nolak tuh.. cuma ngeliatin lu sambil merem melek gitu."

Jenni yang mendengar tertawanya Nova, segera melongok keluar dan cukup kaget melihat Rika sedang mengulum tongkat kenikmatanku.
"Eh.. Rika... baru sampe langsung sarapan aja nih" tukas Jenni dengan nada yang menunjukkan kekagetan.
Jenni keluar dari kamar mandi sambil masih mengeringkan rambutnya.
Body Jenni memang luar biasa. Aku tidak bisa melepaskan pandangan dari tubuh langsing dengan payudara yang sempurna itu.
"Budi.. jangan ngeliatin gue aja dong.. Rika dah nafsu tuh... puasin gih... kayak lu puasin kita berdua kemarin. Iya gak Nov?"
"Iya Jen.. Ayo Bud.. Puasin Rika.. Perkosa dia.. hahahaha.."
"Kaga usah diperkosa.. orang gue mau secara sukarela kok" timpal Rika.

Mendengar jawaban Rika, aku segera beraksi. 
Kucium bibirnya dan kami melewatkan beberapa menit melampiaskannya sambil bertukar air liur.
Rika badannya kecil sehingga dengan mudah kuangkat dari tepi ranjang dan meletakkannya di ranjang.
Kudekati Rika dan menciumnya lagi. Kali ini tanganku tidak tinggal diam. Payudara Rika aku pijat dan remas-remas halus.
Kaos ketatnya segera kubuka memperlihatkan tetek mungil yang kencang. Pentilnya telah keras menjulang ke atas.
Pentil yang bagus dan segera kulumat.
"Ohh.. enak banget Bud.. terus Bud....aahhh.. ahhh.." Rika meracau kenikmatan.
Hisapan dan kulumanku pun bertambah keras. Tititku sudah sangat kencang sekali.
Dengan sedikit agak kasar kulepaskan semua pakaian yang masih melekat di Rika.
Wow.. ternyata Rika mempunyai bulu jembut yang sangat lebat.
Lebat tapi terlihat sangat rapi dan terawat.

Kudekati vaginanya dan tercium wangi vagina yang merangsang.
Tapi Jenni punya lebih wangi.
Ah.. Jenni lagi.. ini ada gadis yang sukarela memberikan perawannya, kok masih mikirin perempuan lain.
Kulirik Jenni dan kulihat dia tersenyum penuh pengertian.
Kujilat vagina Rika sambil terus melihat Jenni. Jenni pun tersenyum terus dan memberikan anggukkannya seakan-akan mengerti
kalau aku sedang bertanya bolehkan aku menjilat memek perempuan lain.
"
Ohh...oohhh... enak banget Bud.. baru dijilat aja gue dah kayak gini.."
"Suruh Budi ngentotin elu, Rik... Pelan-pelan yah Bud.. Kemaren gue cukup sakit lho" Nova menghangatkan suasana.
"Iya Bud.. masukin dong buruan."
"Yakin lu, Rik?" Aku bertanya kepada Rika tetapi tatapanku kembali ke Jenni. Jenni pun mengangguk kembali.
Aku pun segera membuka lebar selangkangan Rika. Vagina Rika terlihat sangat imut, karena memang Rika orangnya cukup kecil.
Tinggi badannya hanya di bawah bahuku sedikit. 

Perlahan-lahan aku dorong tititku ke dalam vagina Rika. Rika yang sudah sangat basah hanya bisa mendesah.
Kepala tititku sudah masuk sepenuhnya tetapi seperti ketemu tembok.
"Siap Rika? Ini dah di depan selaput dara nih. Tinggal gue sodok masuk"
Entah kenapa sekali lagi aku melirik ke Jenni dan Jenni pun tersenyum kembali. Senyum yang sangat manis.
"Iya Bud.. sodok aja.. perkosa gue.. bikin gue hamil.. gue mau anak dari lu." Rika sudah lupa daratan.
Kupegang pinggul Rika dengan erat dan kudorong dengan penuh kekuatan. Blesss.. masuk sudah.
Rika menitikkan air mata menahan sakit.
"Lanjut Rik?"
"Iya Bud. Dah mulai terbiasa nih. Rasanya penuh banget vagina gue"

Proses menyetubuhi Rika pun segera berlangsung. Keluar.. masuk...keluar...masuk..pelan-pelan tetapi pasti vagina Rika semakin basah.
"Gila....Enak..banget....Tahu gini... dari kemaren... gue...ikutan...nginep...."Rika semakin larut dalam kenikmatan.
"Ohh...ooohh...enak... aahh.. terus.. Bud.. yang cepat.. Bud!"
Kuturuti kemauannya. Semakin cepat aku menggoyang Rika, payudaranya pun semakin liar tergoncang-goncang.
"Bareng yah Rika.. gue juga dah mau nyemprot.."
"Ayo Bud.. bikin gue hamil.. semprot yang banyak...AAARRRHHHH"
Kami berdua pun orgasme luar biasa. Vagina Rika memeras semua sperma yang ada di tititku. 
Kucabut tititku dan terlihat tetesan darah perawan merembesi sprei. 
Noda darah perawan Rika dan Nova terlihat bersebelahan. Wah aku harus membeli sprei ini dari hotel. Kenang-kenangan pikirku. 

Jenni menghampiriku dan menciumku di bibir dengan ciuman yang sangat lembut.
Tiba-tiba ada perasaan bersalah di hatiku. Sepertinya Jenni tahu karena dia bilang, 
"Tidak apa-apa Bud. Kita semua memang ingin menikmati titit lu."
dan kemudian dia menciumku lagi. Ciuman yang penuh mesra.

Nova mengganggu ciuman kami dengan mengambil tititku dan menghisapnya. Jenni mengganguk kembali dan merebahkan tubuhku.
Nova terus menikmati permainannya di bawah. Jenni menduduki kepalaku dan memberikan vaginanya untuk kuhisap. Ah.. nikmatnya memek Jenni.
Kujilat dan kujilat terus sambil kami terus bertatapan mata. Aku benar-benar jatuh cinta.

Pagi itu aku digilir tiga perempuan cantik. Jenni tetap hanya meminta digesek-gesek saja. Nova dan Rika berhasil membuatku menyemprotkan 
sperma di dalam mereka sebanyak dua kali. Kami baru selesai ketika kami sudah kelelahan dan kelaparan. Sudah waktunya makan siang. 

******
Epilog:
Kami berempat berhasil masuk universitas di kota B dan sepakat untuk mengontrak rumah untuk tinggal bersama.
Orang tua kami tidak ada yang curiga. Mereka pun setuju mengontrak rumah lebih enak daripada kos-kosan.
Bisa masak dan cuci baju sendiri. Tidak takut ada barang yang hilang.
Empat tahun kuliah, sehari pasti minimal sekali aku menyetubuhi salah satu dari tiga wanita cantik tersebut.
Dengan Jenni, selalu hanya gesek-gesek. Dengan Rika dan Nova, tentunya celup-celup dong.
Tidak ada yang hamil karena kami menghitung kalendar dengan sangat disiplin.

Sesudah lulus pun kami masih sering berkumpul untuk "bermain".

Nova bertemu dengan suaminya di tempat kerja.
Rika bertemu dengan suaminya di kuliah S2.

Jenni akhirnya menjadi isteriku. Perawannya baru diberikan pas malam pernikahan.
Kami berdua punya dua orang anak. 

Jenni sering mengundang Nova dan Rika untuk bermalam di rumah kami.
Saking seringnya, aku berhasil menghamili Nova dan Rika.
Anak kedua Nova dan anak ketiga Rika mirip sekali denganku. 
Untung suami mereka tidak pernah ada yang curiga. Alasannya karena sering bergaul denganku, jadi mirip deh anaknya.

Asri si Ratu Senggama


Asri si Ratu Senggama | Cerita Dewasa 2013 - Namaku Asri, biasa dipanggil "Sri" saja, asli dari Solo, pernah 4 kali menikah, tapi tidak pernah bisa hamil, sehingga mantan-mantan suami semua meninggalkanku, bodyku sexy, kulitku kuning langsat, tinggiku 161 cm dengan berat badan 50 kg, "kamu persis Desy Ratnasari, Sri!", kata mantan suamiku terakhir. Banyak laki-laki lain juga mengatakan aku persis seperti Desy Ratnasari. Aku bekerja sebagai pembantu rumah tangga (PRT) di kota Gudeg Yogyakarta, majikanku seorang janda berusia 50 thn, Ibu Sumiati yang masih bekerja sebagai pegawai negeri di Gubernuran. Anaknya 3 orang.


Yang pertama perempuan, Aryati 28 thn, bekerja sebagai sekretaris, 2 bulan lagi menikah. Yang kedua juga perempuan, Suryati 25 thn, bekerja sebagai guru. Yang ketiga laki-laki, satu- satunya laki-laki di rumah ini, tampan dan halus budi-pekertinya, Harianto 22 thn, masih kuliah, kata Ibu Sum, Mas Har (demikian aku memanggilnya) tahun depan lulus jadi insinyur komputer. Wah hebat, sudah guaaanteng, pinter pula... Setiap pagi, aku selalu bangun jam 4:30, sebelum bekerja aku sudah mandi dengan sangat bersih, berpakaian rapi. Aku selalu memakai rok panjang hingga semata- kaki, bajuku berlengan panjang.

Aku tahu, Ibu Sum senang dengan cara berpakaianku, dia selalu memujiku bahwa aku sopan dan soleha, baik sikap yang santun, maupun cara berpakaian. Meskipun begitu, pakaianku semuanya agak ketat, sehingga lekuk-lekuk tubuhku cukup terlihat dengan jelas. Mas Har sering melirik ke arahku sambil terkagum-kagum melihat bentuk tubuhku, aku selalu membalasnya dengan kedipan mata dan goyangan lidah ke arahnya, sehingga membuat wajahnya yang lugu jadi pucat seketika. Paling telat jam 7:15, mereka semua berangkat meninggalkan rumah, kecuali Mas Har sekitar jam 8:00.

Aku tahu, Mas Har sangat ingin menghampiriku dan bercumbu denganku, tapi ia selalu nampak pasif, mungkin ia takut kalau ketahuan ibunya. Padahal aku juga ingin sekali merasakan genjotan keperjakaannya. Pagi itu, mereka semua sudah pergi, tinggal Mas Har dan aku yang ada di rumah, Mas Har belum keluar dari kamar, menurut Ibu Sum sebelum berangkat tadi bahwa Mas Har sedang masuk angin, tak masuk kuliah. Bahkan Ibu Sum minta tolong supaya aku memijatnya, setelah aku selesai membersihkan rumah dan mencuci pakaian. "Baik, Bu!", begitu sahutku pada Ibu Sum.

Ibu Sum sangat percaya kepadaku, karena di hadapannya aku selalu nampak dewasa, dengan pakaian yang sangat sopan. Setelah pasti mereka sudah jauh meninggalkan rumah, aku segera masuk kamarku dan mengganti pakaianku dengan rok supermini dan kaus singlet yang ketat dan sexy. Kusemprotkan parfum di leher, belakang telinga, ketiak, pusar dan pangkal pahaku dekat lubang vagina. Rambutku yang biasanya kusanggul, kuurai lepas memanjang hingga sepinggang. Kali ini, aku pasti bisa merenggut keperjakaan Mas Har, pikirku. "Mas Har. Mas Har!" panggilku menggoda, "tadi Ibu pesan supaya Mbak Sri memijati Mas Har, supaya Mas Har cepat sembuh. Boleh saya masuk, Mas Har?" Pintu kamarnya langsung terbuka, dan nampak Mas Har terbelalak melihat penampilanku, "Aduh, kamu cantik sekali, Mbak Sri... Persis Desy Ratnasari... ck, ck, ck..." "Ah, Mas Har, bisa saja, jadi mau dipijat?" "Jadi, dong..." sekarang Mas Har mulai nampak tidak sok alim lagi, "ayo, ayo...", ditariknya tanganku ke arah tempat tidurnya yang wangi.... "Kok Wangi, Mas Har?" Rupanya dia juga mempersiapkan tempat tidur percumbuan ini, dia juga sudah mandi dengan sabun wangi. "Ya dong, kan ada Desy Ratnasari mau datang ke sini,".

Kami mulai mengobrol ngalor-ngidul, dia tanya berapa usiaku, dari mana aku berasal, sudah kawin atau belum, sudah punya anak atau belum, sampai kelas berapa aku sekolah. Omongannya masih belum "to-the-point" , padahal aku sudah memijatnya dengan sentuhan-sentuhan yang sangat merangsang. Aku sudah tak sabar ingin bercumbu dengannya, merasakan sodokan dan genjotannya, tapi maklum sang pejantan belum berpengalaman. "Mas Har sudah pernah bercumbu dengan perempuan?", aku mulai mengarahkan pembicaraan kami, dia hanya menggeleng lugu. "Mau Mbak Sri ajari?", wajahnya merah padam dan segera berubah pucat. Kubuka kaus singletku dan mulai kudekatkan bibirku di depan bibirnya, dia langsung memagut bibirku, kami bergulingan di atas tempat tidurnya yang empuk dan wangi, kukuatkan pagutanku dan menggigit kecil bibirnya yang merah delima, dia makin menggebu, batang kontolnya mengeras seperti kayu... Wow! dia melepas beha-ku, dan mengisap puting susuku yang kiri, dan meremas- remas puting susuku yang kanan... "Aaah.. sssshhhh, Mas Har, yang lembut doooong..." desahku makin membuat nafasnya menderu... "Mbak Sri, aku cinta kamu...." suaranya agak bergetar.. "Jangan, Mas Har, saya cuma seorang Pembantu, nanti Ibu marah," kubisikkan desahanku lagi....

Kulucuti seluruh pakaian Mas Har, kaos oblong dan celana pendeknya sekaligus celana dalamnya, langsung kupagut kontolnya yang sudah menjulang bagai tugu monas, kuhisap-hisap dan kumaju-mundurkan mulutku dengan lembut dan terkadang cepat... "Aduuuh, enaaaak, Mbak Sri...." jeritnya... Aku tahu air-mani akan segera keluar, karena itu segera kulepaskan kontolnya, dan segera meremasnya bagian pangkalnya, supaya tidak jadi muncrat. Dia membuka rok-miniku sekaligus celana dalamku, segera kubuka selangkanganku. "Jilat itil Mbak Sri, Mas Haaaarrr..., yang lamaaa...", godaku lagi... Bagai robot, dia langsung mengarahkan kepalanya ke nonokku dan menjilati itilku dengan sangat nafsunya.... "Sssshhhh, uu-enaaak, Mas Haaaarrrr... ., sampai air mani Mabk Sri keluar, ya mas Haaar".

"Lho, perempuan juga punya air mani..?" tanyanya blo'on. Aku tak menyahut karena keenakan... "Mas Haaarrr, saya mau keluaaar..." serrrrrr.... serrrrrrrrr. ... membasahi wajahnya yang penuh birahi. "Aduuuuh, enak banget, Mas Har! Mbak Sri puaaaaaassss sekali bercinta dengan Mas Har..... kontol Mas Har belum keluar ya? Mari saya masukin ke liang kenikmatan saya, Mas! Saya jamin Mas Har pasti puas-keenakan. ..." Kugenggam batang pelernya, dan kutuntun mendekati lubang nonokku, kugosok- gosokkan pada itilku, sampai aku terangsang lagi... Sebelum kumasukkan batang keperkasaannya yang masih ting-ting itu ke lubang nonokku, kuambil kaos singletku dan kukeringkan dulu nonokku dengan kaos, supaya lebih peret dan terasa uuenaaaak pada saat ditembus kontolnya Mas Har nanti... "Sebelum masuk, bilang 'kulonuwun' dulu, dong sayaaaaaang. ..", Candaku.... Mas Har bangkit sebentar dan menghidupkan radio-kaset yang ada di atas meja kecil di samping ranjang..... lagunya.... mana tahaaaan.... "Kemesraan ini Janganlah Cepat Berlalu..... ." "Kulonuwun, Mbak Sri cintakuuuuu. ..." "Monggo, silakan masuk, Mas Haaaarrr Kekasihkuuuuu. ..", segera kubuka lebar- lebar selangkanganku, sambil kuangkat pinggulku lebih tinggi dan kuganjel dengan guling yang agak keras, supaya batang kenikmatannya bisa menghunjam dalam- dalam. ... Sreslepppppp. ........ blebessss... .. "Auuuuuow... .", kami berdua berteriak bersamaan... .. "Enaaaak banget Mbak Sri, nonok Mbak Sri kok enak gini sih....?" "Karena Mbak Sri belum pernah melahirkan, Mas Har... Jadi nonok Mbak Sri belum pernah melar dibobol kepala bayi..... kalau pernah melahirkan, apalagi kalau sudah melahirkan berkali-kali, pasti nonoknya longgar sekali, dan nggak bisa rapet seperti nonoknya Mbak Sri begini, sayaaaaang.. . lagi pula Mbak selalu minum jamu sari- rapet, pasti SUPER-PERET. ...", kami berdua bersenggama sambil cekikikan keenakan...

Kami berguling-guling di atas ranjang-cinta kami sambil berpelukan erat sekali.... Sekarang giliranku yang di atas... Mas Har terlentang keenakan, aku naik-turunkan pinggulku, rasanya lebih enak bila dibanding aku di bawah, kalau aku di atas, itilku yang bertumbukan dengan tulang selangkang Mas Pur, menimbulkan rasa nikmat yang ruaaaaarbiassssa uu-enaaaaaaknya. .... Keringat kami mulai berkucuran, padahal kamar Mas Har selalu pakai AC, sambil bersenggama kami mulut kami tetap berpagutan-kuat. Setelah bosan dgn tengkurap di atas tubuh Mas Har, aku ganti gaya. Mas Har masih tetap terlentang, aku berjongkok sambil kunaik-turunkan bokongku. Mas Har malah punya kesempatan untuk menetek pada susuku, sedotannya pada tetekku makin membuatku tambah liar, serasa seperti di-setrum sekujur tubuhku. Setelah 10 menit aku di atas, kami berganti gaya lagi... kami berguling-gulingan lagi tanpa melepaskan kontol dan nonok kami. Sekarang giliran Mas Har yang di atas, waduuuuh... sodokannya mantep sekali... terkadang lambat sampai bunyinya blep-blep-blep. .. terkadang cepat plok-plok- plok. .. benar-benar beruntung aku bisa senggama dengan Mas Harianto yang begini kuaaaatnya, kalau kuhitung-kuhitung sudah tiga kali air nonokku keluar karena orgasme, kalau ditambah sekali pada waktu itilku dijilati tadi sudah empat kali aku orgasme... benar-benar nonokku sampai kredut-kredut karena dihunjam dengan mantapnya oleh kontol yang sangat besar dan begitu keras, bagaikan lesung dihantam alu..... bertubi-tubi. ... kian lama kian cepat...... waduuuuhhhhh. ..... Wenaaaaaaaaakkkkk tenaaaaan... ... "Mbak Sri, aku hampir keluaaaaaar nih...!!" .... "Saya juga mau keluar lagi untuk kelima kalinya ini, Mas Haaaaar.... Yuk kita bersamaan sampai di puncak gunung kenikmatan, yaaa sayaaaaanngggg" "Ambil nafas panjang, Mas Har... lalu tancepkan kontolnya sedalam-dalamnya sampai kandas...... baru ditembakkan, ya Maaaasss... ssssshhhhhh. ......."

Sambil mendesis, aku segera mengangkat pinggulku lagi, kedua kakiku kulingkarkan pada pinggangnya, guling yang sudah terlempar tadi kuraih lagi dan kuganjelkan setinggi-tingginya pada pinggulku, hunjaman kontol Mas Har semakin keras dan cepat, suara lenguhan kami berdua hhh...hhhhh. ...hhhhhh. .... seirama dengan hunjaman kontolnya yang semakin cepat..... "Tembakkan sekaraaaaang, Maaaasssss!" , Mas Har menancapkan kontolnya lebih dalam lagi, padahal sedari tadi sudah mentok sampai ke mulut rahimku.... bersamaan dengan keluarnya air nonokku yang kelima kali, Mas Har pun menembakkan senjata otomatis berkali-kali dengan sangat kerasnya.... CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! Berhenti sebentar dan CROOTTTTT!!! CROOTTTTT !!! CROOTTTTT !!! lagi..... Seperti wong edan, kami berdua berteriak panjaaaaanggg bersamaan; "Enaaaaaaaaaakkkkk! ".....

sekujur tubuhku rasanya bergetar semuanya... dari ujung kepala sampai ujung kaki, terutama nonokku sampai seperti "bonyok" rasanya..... Mas Har pun rebah tengkurep di atas tubuh telanjangku. .... sambil nafas kami kejar-mengejar karena kelelahan... "Jangan cabut dulu, ya Maaasss sayaaaang... masih terasa enaknya... tunggu sampai semua getaran dan nafas kita reda, baru Mas Har boleh cabut yaaa......" pintaku memelas..... kami kembali bercipokan dengan lekatnya.... .. kontolnya masih cukup keras, dan tidak segera loyo seperti punya mantan-mantan suamiku dulu.... "Mbak Sri sayaaaang, terima kasih banyak ya..... pengalaman pertama ini sungguh- sungguh luar biasa... Mbak Sri telah memberikan pelayanan dan pelajaran yang maha-penting untuk saya...... saya akan selalu mencintai dan memiliki Mbak Sri selamanya... ." "Mas Har cintaku, cinta itu bukan harus memiliki... tanpa kawin pun kalau setiap pagi --setalah Ibu & Mbak-mbak Mas Har pergi kerja--, kita bisa melakukan senggama ini, saya sudah puas kok, Massss..... Apalagi Mas Harianto tadi begitu kuatnya, setengah jam lebih lho kita tadi bersetubuhnya, Mas! Sampai nonok saya endut-endutan rasanya tadi....." "Aku hari ini tidak pergi kuliah, kebetulan memang ada acara untuk mahasiswa baru... jadi ndak ada kuliah...", kata Mas Harianto.

"Nah... kalau begitu, hari ini kita kan punya banyak waktu, pokoknya sampai sebelum Ibu dan Mbak-mbak Mas Har pulang nanti sore, kita main teruuuusss, sampai 5 ronde, kuat nggak Mas Har?", sahutku semakin menggelorakan birahinya. "Nantang ya?" Tanyanya sambil tersenyum manis, tambah guanteeeeng dia..... "aku cabut sekarang, ya Mbak? sudah layu tuh sampai copot sendiri...." kami tertawa cekikikan dengan tubuh masih telanjang bulat.... setelah mencabut kontolnya dari nonokku, Mas Har terlentang di sisiku, kuletakkan kepalaku di atas dadanya yang lapang dan sedikit berbulu.... radio kaset yang sedari tadi terdiam, dihidupkan lagi... lagunya masih tetap "kemesraan ini janganlah cepat berlaluuuuuu. ..." Setelah lagunya habis, "Mas sayaaang, Mbak Sri mau bangun dulu ya.... Mbak Sri harus masak sarapan untuk Mas...."

"Untuk kita berdua, dong, Mbak Sri.... masak untuk dua porsi ya... nanti kita makan berdua sambil suap-suapan. Setuju?", sambil ditowelnya tetekku, aku kegelian dan "auuuwwww! Mas sudah mulai pinter nggangguin Mbak Sri ya.., Mbak Sri tambah sayang deh". Aku bangkit dari ranjang, dan berlari kecil ke kamar mandi yang jadi satu dengan kamar tidurnya, "Mas, numpang cebokan, ya..." Kuceboki nonokku, nonok Asri yang paling beruntung hari ini, karena bisa merenggut dan menikmati keperjakaan si ganteng Mas Har... waduuuuhhh.. . benar-benar nikmat persetubuhanku tadi dengannya.. meskipun nonokku sampai kewalahan disumpal dengan kontol yang begitu gede dan kerasnya -- hampir sejengkal- tanganku panjangnya.. .. wheleh.. wheleh.... "Sebelum bikin nasi goreng, nanti Mbak bikinkan Susu-Telor-Madu- Jahe (STMJ) buat Mas Har, biar ronde-ronde berikutnya nanti Mas tambah kuat lagi, ya sayaaaaaang. ..." Kuambil selimut dan kututupi sekujur tubuhnya dengan selimut, sambil kubisikkan kata-kata sayangku... "Sekarang Mas Har istirahat dulu, ya..." kuciumi seluruh wajahnya yang mirip Andy Lau itu... "Terima kasih, Mbak Sri...

Mbak begitu baik sama saya... saya sangat sayang sama Mbak Sri...". Kupakai pakaianku lagi, segera aku lari ke dapur dan kubuatkan STMJ untuk kekasihku... . setelah STMJ jadi, kuantarkan lagi ke kamarnya, "Mas Har sayaaaang... . mari diminum dulu STMJ-nya, biar kontolnya keras kayak batang kayu nanti, nanti Mbak Sri ajari lagi gaya-gaya yang lain, ada gaya kuda-kudaan, anjing-anjingan, gaya enam-sembilan (69), dan masih ada seratus gaya lagi lainnya, Masssss," kataku membangkitkan lagi gelora birahinya... selesai minum diciuminya bibirku dan kedua pipiku.... dan Mas Harianto-ku, cintaanku, tidur lagi dengan tubuh telanjang dilapisi selimut. Aku segera kembali ke tempat biasanya aku mencuci pakaian majikanku, menyapu rumah dan mengepelnya. . semua kulakukan dengan cepat dan bersih, supaya tidak ada ganjelan utang kerjaan pada saat bersenggama lagi dengan Mas Har nanti.... Kumasakkan nasi goreng kesukaan Mas Har dalam porsi yang cukup besar, sehingga cukup untuk sarapan berdua dan juga makan siang berdua... hmmm.... nikmat dan mesranya... seperti penganten baru rasanya... Setelah nasi gorengnya jadi, kusiapkan dalam piring yang agak lebar, kutata penyajian dengan kelengkapan tomat, timun, telur mata-sapi, dan kulengkapi pula dengan sebuah pisang mas yang agak mungil, kusiapkan pula segelas coca-cola kesukaannya. Dengan memakai daster tipis tanpa beha dan celana dalam, kuantarkan makanan tadi ke kamarnya. Langsung kubuka saja pintu kamarnya...

Aduh! Betapa terkejutnya diriku, ketika kulihat Mas Har sudah bangun dari tidurnya, tanpa memakai selimut lagi, Mas Har sedang ngeloco (mengocok kontolnya), dengan wajah merah-padam. .. Segera kuletakkan makanan di atas meja tulisnya.. "Aduuuuhhh, jangan seperti itu, sayang, ngocoknya... nanti bisa lecet... nanti pasti Mbak Sri kocokkan... tapi Mas Har harus makan dulu, supaya ada tenaga lagi... kalau ndak makan dulu, nggak bisa kuat dan tahan lama senggamanya, Mas!" Kutanggalkan dasterku, segera dia menyergap tubuh telanjangku, dihisapnya puting tetekku yang kanan, sedang tangannya memilin tetekku yang kiri... Kupikir ini pasti gara-gara STMJ tadi, "Sabar dong, Mas-ku tersayaaaaang. .., yuk kita makan nasi goreng kesukaan Mas, sepiring berdua Mas, kayak judulnya lagu dangdut..." Kusuapi Mas Har-ku dan disuapinya pula aku, sambil tangannya mengkilik-kilik itilku dengan sangat birahinya. Wah! Edhiaan tenan reaksi STMJ tadi.... Hihihi... "Mas Har sayang, jangan kenceng-kenceng dong kilikannya, nggak nikmaaat.... ", dia memperlambat kilikannya, sambil kami lanjutkan dan tuntaskan sarapan kami. Selesai makan, kuambilkan pula segelas besar coca-cola, kuulurkan gelas coca-cola ke mulutnya. Minum seteguk, Mas Har pun mengambil gelas dan mengulurkan pula ke mulutku.... wah! mesranya, Mas Har-ku ini... Kuambil pisang mas, kukupas dan kubuang kulitnya, lalu aku berbaring di samping Mas Har, kubuka selangkanganku lebar-lebar, dan kumasukkan pisang tadi ke dalam liang nonokku....

Mas Har agak terkejut, "Ayo! Bisa nggak makan pisang sampai habis dari lubang nonok Mbak Sri? Kalau bisa, nanti Mbak Sri ajari teknik-teknik dan gaya-gaya senggama yang lain deh!" "Siapa takut!" sahut Mas Har... Dia segera menaiki tubuhku, dengan posisi tengkurap... mulutnya di depan nonokku, ditariknya pisang itu dengan pelan-pelan dan sedikit-sedikit digigitnya daging pisangnya, sedangkan kontolnya pun terjuntai ngaceng di depan mulutku.... segera kugenggam dan kumasukkan barangnya yang ngaceng itu ke dalam mulutku, kumainkan lidahku mengusap-usap kepala kontolnya, dan dimaju-mundurkannya pisang mas tadi dalam liang nonokku, sehingga menimbulkan perasaan yang sangat nikmaaaaat dan memerindingkan seluruh bulu-bulu tubuhku.... "Mbak Sri, pisangnya sudah habis.... hebat kan?" Katanya lugu... "Mas Har memang nomer satu buat Mbak Sri..." sahutku memujinya, membuatnya tersanjung dan sangat ditinggikan harga dirinya. "Sekarang apalagi?" tanya Mas Har... "Silakan Mas jilati dan mainkan lidah dalam liang nonok saya... dan saya akan meng-emuti dan mengocok kontol Mas dengan mulut saya.... ini namanya gaya 69, Mas sayaaang... mulut Mas ketemu nonok saya dan mulut saya ketemu kontol Mas Har.... Enaaaak kan, sayaaang?" "Wah! Sensasinya luar-biasa, Mbak......"

"Kalau bercinta itu jangan buru-buru, Mas.... harus sabar dan tenang, sehingga emosi kita bisa terkendali. Kalau Mas mau sampai duluan dengan cara ngeloco seperti tadi, kalau sempat keluar kan saya harus nunggu lagi kontol Mas ngaceng... kasian dong sama saya, Mas," suaraku kubikin seperti mau menangis.... . "Maafkan saya, ya Mbak Sri.... saya belum ngerti... mesti harus banyak belajar sama Mbak....." Kami lanjutkan gaya 69 kami, kutelan habis kontolnya, kuhisap-hisap dan kumaju- mundurkan dalam mulutku.... sementara Mas Har meluruskan lidahnya dan menjilati ITIL-ku, kemudian memasukkan lidahnya yang kaku ke dalam liang nonokku... ini berlangsung cukup lama... Pada menit kelimabelas, serrr... serrrr... serrrr.... cairan hangat nonokku meluap, sekarang Mas Har malah menelannya.. .. aooowwww! Dan pada menit keduapuluhlima, serrr... serrrr... serrrr.... lagi, kali ini lebih enaaaak lagi, kukejangkan seluruh tubuhku.... sambil mulutku tetap terus mengocok kontolnya yang kerasnya minta-ampuuuuun. ... pada waktu itu juga, kontolnya memuncratkan air-peju dengan sangat derasnya, langsung kutelan seluruhnya, sampai hampir keselek..... . "Enaaaakkkk. ...." Mas Har berteriak keenakan.... .

Kami berguling, sekarang saya yang di atas, dengan tetap memagut kontolnya yang masih cukup keras, kuhisap terus kontolnya, sampai tubuh Mas Har berkedut-kedut memuncratkan tembakan-tembakan terakhirnya. .... kujilati kontol Mas Har sampai bersiiiiih sekali dan segera aku berputar, sehingga kepala kami berhadap-hadapan dengan posisi aku masih tetap di atas... "Gimana, Mas Har sayaaang.... Enak opo ora?" godaku... "Uu-enaaaaaaakkkkk tenaaaan.... ", kata Mas Har menirukan gaya pelawak Timbul dalam sebuah iklan jamu..... Kami berciuman lagi dan berguling-guling lagi.... mulut kami tetap berpagutan dengan sangat kuaaaatnya.. ... Kucari kontolnya dan kupegang... wah sudah ngaceng keras lagi rupanya..... luarbiasa kuatnya Mas Har kali ini, lebih kuat dari ronde tadi pagi..... "Mas Har... saya ajari gaya kuda-kudaan. .. mau nggak?", "Mau dong, sayaaaang... . Gimana?", tanyanya penasaran... .

"Mas Har duduk menyender dulu....." Dia segera mengikuti perintahku, duduk menyender landai pada sebuah bantal yang kutegakkan di punggung ranjang, akupun segera mengambil posisi jongkok membelakanginya. Kugenggam kontolnya dan kutancapkan ke nonokku dari belakang.... BLESSS!!!, tangan Mas Har mendekap kedua tetekku dari belakang.... Sekarang giliranku yang harus menaik-turunkan pantatku seperti orang naik kuda.... semuanya berlangsung dengan sangat halus.... sehingga tidak sampai menimbulkan lecet pada kontol Mas Har maupun nonokku..... "Gimana Mas?", tanyaku untuk mengalihkan konsentrasi, supaya air-pejunya tidak segera muncrat..... . "Benar-benar Mbak Sri pantas menjadi dosen percintaan saya.....", katanya sambil mendesah-desah dan mendesis-mendesis keenakan... Itilku kembali bertumbukan nikmat dengan tulang selangkang Mas Har... Nikmatnya sudah sampai mneggeletarkan segenap perasaanku, membuat perasaanku semakin menyatu dan terikat kuat dengan perasaan Mas Har..... inilah arti sesungguhnya persetubuhan. ... Kuatur kecepatan pacuan kuda-kudaan ini, sehingga kenikmatannya bisa kukendalikan, sementara Mas Har terlentang dengan tenang, makin didekapnya kedua buah dadaku, diremas-remasnya, dipilin-pilinnya, diremas-remas lagi... membuatku kembali ingin mencapai puncak kenikmatan.. .. kukejangkan seluruh anggota tubuhku....

Mas Har sudah mulai mengerti bahwa aku akan mencapai puncak..... "Keluar lagi ya, Mbak?" tanyanya.... . Ya! serrr... serrrr... serrrrr...., kembali cairan hangat nonokku tertumpah lagi.... kelelahan aku rasanya..... . lelah tapi enaaak.... Aku melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, kekeringkan nonokku dengan dasterku supaya peret lagi... Mas Har melihat pemandangan ini dengan wajah lugu, kuberi dia senyum manis.... "Saya sudah capek, Mas.... Gantian dong... Mas Har sekarang yang goyang, ya?" Sekarang aku mengambil posisi menungging di pinggir ranjang..... Mas Har kuminta berdiri dan menembakkan rudalnya yang super-keras dari belakang, "Yang ini gaya anjing-anjingan, Mas..... tapi jangan salah masuk ke lubang pantat ya... pas yang di bawahnya yang merah merekah itu, lho ya...." "Kalau di lubang pantat katanya lebih enak, Mbak Sri?" tanyanya lucuuuu.... "memang lebih enak untuk laki-laki, tapi tidak untuk perempuan... .. itu kan namanya tidak adil, Mas.... Lagipula lubang pantat itu kan saluran untuk tai, kotoran yang kita buang, itu tidak sehat namanya, bisa kena penyakit aids, Mas.... Aids itu mematikan dan tidak ada obatnya lho, hiiii.... seremmmm.... " Mas Har memasukkan kontolnya pelan-pelan ke lubang nonokku dari belakang sambil berdiri di pinggir ranjang, pelan-pelan sekaliiiiii. .... seolah-olah dia takut kalau sampai merusakkan lubang nikmat ini..... aku tahu sekarang....

Mas Har sangat sayang padaku, sehingga tingkah-laku persenggamaannya pun melukiskan betapa besar perasaan cintanya pada diriku.... "Aaaaahhhhhh. ...", aku mendesah sambil merasakan hunjaman kontolnya yang kembali menembus nonokku, demikian juga dengan Mas Har... dilingkarkannya tangan kirinya di perutku, sedang tangan kanannya meremas tetekku..... . Dia mulai menggoyangkan kontolnya maju mundur.... blep-blep-blep. .....aduuuuhhh. .... mantapnyaaaa. ..... tenaganya sangat kuat dan berirama tetap...... membuat aliran- darahku menggelepar di sekujur tubuhku..... .. "Enaaaak, Maaaaasssss. ......", lagi-lagi kukejangkan seluruh anggota tubuhku sambil kukeluarkan lagi cairan hangat nonokku kesekian kalinya..... . puaaaasssss sekali tiada taranya..... .. "aaaaaahhhhhhhh. ......... ", lenguhku.... .... "Lap dulu dong, Mbak Sriiii..... becek sekali nih...." pintanya.... . Kuambil dasterku dan kuserahkan padanya..... . segera dia mengeringkan nonokku dan juga kontolnya yang basaaaah tersiram cairan hangatku.... . "Mbak, aku sudah hampiiiirrr keluaaaarrr. ...." desahnya membuatku semakin terangsang.. .... "Tembakkan saja, Massss...... .." Tembakannya masih sekencang yang sebelumnya.. .... sampai nonokku penuh dengan air-pejunya yang ekstra-kental itu....... "Aaaaahhhhhhhh. ......" Mas Har berteriak keenakan.... .. demikian juga dengan aku, kukejangkan tubuhku dan kusiram lagi kontolnya dengan cairan hangat kenikmatan nonokku..... . "Aaaaaaahhhhhhh, Massss Harrrrr..... ... Mbak Sri cintaaaaa banget sama Mas Har......." "Aku juga Mbak..... selain Mbak Sri, tidak ada perempuan lain yang aku cintai di dunia ini .....", aku tahu kata-kata ini sangat jujur.... membuatku semakin menggelinjang kenikmatan.. .... "Terima kasih Mas Harrrrrr.... . untuk cinta Mas Har yang begitu besar kepada saya....." Dengan tanpa melepaskan kontolnya, Mas Har dengan hati-hati dan penuh perasaan menengkurapkan tubuhnya di atas tubuh telanjangku. ... dan aku kemudian meluruskan kakiku dan tubuhku mengambil posisi tengkurap... .. dengan Mas Har tengkurap di belakangku.. ... Mulutnya didekatkan pada telingaku... . nafasnya menghembusi tengkukku... . membuatku terangsang lagi...... "Enaaaak dan puassss sekali, Mbak Sri..... Apa Mbak Sri juga puas?"

"Tentu, Mas Har..... dari pagi tadi sudah sembilan kali nonok saya memuntahkan air hangatnya... .. Pasti saya puasssss bangettt, Mas!" "Terima kasih, ya sayaaaang... ... aku ingin setiap hari bercinta dengan Mbak Sri seperti ini......." "Boleh, Massss.... saya juga siap kok melayani Mas Har setiap hari..... kecuali hari Minggu tentunya.... . Ibu dan Mbak-mbak kan ada di rumah kalau Minggu...." Mas Har melepaskan kontolnya dari lubang nonokku, aku segera mengambil posisi terlentang, dan Mas Har pun merebahkan dirinya di sisiku.... Jam dinding sudah menunjukkan jam 10.40...... sambil berpelukan dan berciuman erat, kutarik selimut untuk menutupi tubuh telanjang kami berdua... dan kami pun tertidur sampai siang..... Sudah hampir jam setengah-dua ketika aku terbangun, pantes perutku rasanya lapar sekali. Mas Har masih belum melepaskan pelukannya sedari tadi, rasanya dia tidak ingin melewatkan saat-saat nikmat yang sangat langka ini, bisa seharian bersenggama dengan bebasnya. Kucium bibirnya untuk membangunkan lelaki kesayanganku ini, "Mas sayaaang, bangun yook, kita makan siang. Nanti abis makan kita bercinta lagi sampai sore...." "Mmmm..." Mas Har menggeliat, "sudah jam berapa, istriku?" "Setengah-dua, suamikuuuu.. ...", jawabku genit.... "Makan-nya di ruang makan, yok Mas, nggak usah pakai baju nggak apa-apa, kan pintu-pintu dan korden-korden sudah Mbak Sri tutup tadi...."

Dengan bugil bulat, kami berdua bangun dan berjalan ke ruang tamu, sambil Mas Har menggendong/ mengangkatku ke ruang tamu. "Edhian tenan, koyok penganten anyar wae....." kataku dalam hati.... ("gila benar, seperti pengantin baru saja").... Selesai makan siang, Mas Har kembali menggendongku ke kamar, sambil kuelus- elus kontol Mas Har yang sudah mengeras seperti batang kayu lagi..... Direbahkannya diriku dengan hati-hati di atas ranjang cinta kami. Aku segera mengambil posisi memiringkan tubuh ke kanan, supaya Mas Har juga mengambil posisi miring ke kiri, sehingga kami berhadap-hadapan. ... "Mas sayaaang, kita senggama dengan posisi miring seperti ini, ya....., lebih terasa lho gesekan kontol Mas Har di dalam nonok Mbak Sri nanti," ajakku untuk membangkitkan rangsangan pada Mas Har.... Kami tetap berposisi miring berhadap-hadapan sambil berciuman kuat dan mesra. Kali ini Mas Har lebih aktif mencium seluruh wajah, tengkuk, belakang telinga, leher, terus turun ke bawah, payudara-kiriku kuisap-isapnya, sementara yang kanan dipilin-pilinnya lembut..... Rangsangan ini segera membangkitkan birahiku. Mulutnya bergerak kagi ke bawah, ke arah pusar, dijilatinya dan ditiupnya lembut, kembali aku mendesah-mendesis nikmat, sambil jari tangannya mengobok-obok lembut lubang nonokku, mengenai itilku, menimbulkan kenikmatan yang hebaaaat..., kukejangkan seluruh tubuhku, sampai pingganggku tertekuk ke atas, serrrrrr.... kubasahi tangannya yang lembut dengan semburan cairan hangat yang cukup deras dari nonokku... "Mas, masukkan sekarang, Masssss..... Mbak Sri udah nggak tahaaaannnn. .....", pintaku manja..... Tetap dengan posisi miring-berhadapan, kubuka selangkanganku tinggi-tinggi, kugenggam kontolnya dan kusorongkan lembut ke lubang kenikmatan.. ... "aaaaahhhhhh. ......"

lenguhan kami kembali terdengar lebih seru.... Kontol Mas Har baru masuk setengahnya dalam nonokku, dimajukannya lagi kontolnya, dan kumajukan pula nonokku menyambut sodokannya yang mantap-perkasa. .... "Mas sayaaaang... maju-mundurnya barengan, ya.....", ajakku sambil mengajari teknik senggama yang baru, kunamakan gaya ini "Gaya Miring", dengan gaya ini kami berdua bisa sama-sama goyang, tidak sepihak saja..... Kami maju dan mundur bersamaan tanpa perlu diberi aba-aba.... rasanya lebih enak dibandingkan pria di atas wanita di bawah.... Kulihat Mas Har merem-melek, demikian juga dengan diriku, kontol Mas Har dengan irama teratur terus menghunjam-mantap berirama di dalam liang sempit Asri..... nonokku mulai tersedut-sedut lagi, tanda akan mengeluarkan semburan hangatnya... .. "Aduuuuhhhh, Maaaaassssss, enaaaaakkkkkkk. .......", aku agak berteriaksambil mendesis.... ... Air mani Mas Har belum juga muncrat, luarbiasa kuatnya kekasihku ini.....

"Ganti gaya, Maaaasssss.. .. cabut dulu sebentar.... ." ajakku lagi, sambil kuputar tubuhku, tetap pada posisi miring membelakanginya, Mas Har memelukku kuat dari belakang, sambil meremas lembut kedua tetekku, kuangkat kakiku sebelah, dan kuhantar lagi kontolnya memasuki nonokku..... . "aaaaaaaaahhhhhhhhh hh.... enak, Mbak Sriiiiii.... ..., gesekannya lebih terasa dari yang tadiiiiii... .." Mas Har mendesah nikmat..... Kali ini aku hanya diam, sedang Mas Har yang lebih aktif memaju-mundurkan kontolnya yang belum muncrat-muncrat juga air-maninya. ..... Sudah jam setengah-tiga, hampir satu jam dengan dua gaya yang baru ini...... "Mbak Sri, siap-siap yaaa.... rudalku hampir nembak...." Kupeluk erat guling, dan Mas Har semakin mempercepat irama maju-mundurnya. ..... "Aaah, aaah, aaahh...." Mas Har mendesah sambil mengeluarkan air maninya dengan tembakan yang kuat-tajam-kental bagai melabrak seluruh dinding-dinding rahimku..... setrumnya kembali menyengat seluruh kujur tubuhku..... "Aaaaaaaa... ......" aku berteriak panjaaaanng sambil kusemburkan juga air nonokku..... . Tenaga kami benar-benar seperti terkuras, getaran cinta kami masih terus terasa..... tanpa melepaskan pelukan dan juga kontolnya, masih dengan posisi miring, kami tertidur lagi beberapa menit... sampai semua getaran mereda...... Jam tiga sudah lewat.... berarti masih bisa satu ronde lagi sebelum Ibu Sum dan kakak-kakaknya pulang dari kerja....."Mas, bangun, Mas.... sudah jam tiga lewat..... saya kan mesti membereskan kamar ini, mandi dan berpakaian sopan seperti biasanya bila ada Ibu....."

"Mandi bareng, yok..... di sini aja di kamar mandiku, ada air hangatnya kan?" ajaknya.... Dicabutnya kontolnya dari lobang nonokku yang sudah kering, aduuuhhhh enaknya..... . Aku pun segera bangun dan menarik tangannya, Mas Har bangkit dan memelukku, menciumku, menggelitiki tetek dan nonokku, kembali birahiku naik..... Sampai di bawah kran pancuran air hangat, kami berdua berpelukan, berciuman, merangkul kuat.... Dengan posisi berdiri kembali kontol Mas Har mengeras bagai batu, segera kurenggut dan kugenggam dan kumasukkan lagi ke nonokku. Dengan tubuh basah disiram air hangat dari pancuran, dan tetap dengan berdiri, kami bersenggama lagi...... bagai geregetan, Mas Har kembali menggerakkan kontolnya maju-mundur, sementara aku bagai menggelepar memeluk erat tubuhnya yang perkasa..... "Mas, sabunan dulu, ya sayaaaanggg. ...", tanpa melepaskan kedua alat kelamin kami, kami saling menyabuni tubuh kami, khususnya di bagian-bagian yang peka- rangsangan. ... "Lepas dulu, ya sayaaanggg.. .. kuambilkan handuk baru untuk kekasihku... ..", Mas Har melepaskan tusukannya, menuju lemari pakaian, dan diambilnya dua handuk baru, satu untukku satu untuknya...

Selesai handukan, aku bermaksud mengambil dasterku untuk berpakaian, karena kupikir persenggamaan hari ini sudah selesai..... "Eiittt, tunggu dulu, istriku..... Rudalku masih keras nih, kudu dibenamkan lagi di liang hangat cinta kita......" Edhiaaan, mau berapa kali aku orgasme hari ini..... kuhitung-hitung sudah 12 kali aku menyemburkan air nonok sedari pagi tadi... Aku mengambil posisi sederhana, terlentang menantang... biar Mas Har menindihku dari atas..... Kami bersenggama lagi sebagai hidangan penutup..... dengan "Gaya Sederhana" pria diatas wanita dibawah, melambangkan kekuatan pria yang melindungi kepasrahan wanita.... Mas Har terus menggoyang kontolnya maju-mundur. ....

Kembali aku akan mencapai puncak lagi, sedang Mas Har masih terus dengan mantapnya maju-mundur begitu kuat..... "Mas Har, Mbak Sri sudah mau keluar lagiiiiii... ...", kukejangkan kedua kakiku dan sekujur tubuhku..... "Mbak, aku juga mau keluar sekarang.... ..", dalam waktu bersamaan kami saling menyemprotkan dan memuncratkan cairan kenikmatan kami masing-masing. ..... "Enaaaaaaaaaaakkkkk kk, Mas Haaaaaarrrrrr. ......" "Puaaaaassssss, Mbak Sriiiiii.... ......" Mas Har langsung ambruk di atas ketelanjanganku, waktu sudah hampir jam emapat..... semua sendi-sendiku masih bergetar semuanya rasanya..... "Mas, sebentar lagi Ibu pulang, Mbak Sri mau siap-siap dulu ya, sayaang..." Mas Har segera bangkit sekaligus mencabut kontolnya... . " ari ini adalah hari yang paling luar-biasa dalam hidupku, Mbak Sriii... Bagaimana aku akan sanggup melupakannya? " Kupakai dasterku, kukecup lagi kedua pipi dan bibir Mas Har.... segera aku lari menuju kamarku, membersihkan air mani Mas Har yang masih menetes dari lubang nonokku yang agak bonyok..... Kukenakan celana dalam, rok dalam, beha, rok panjang, dan blus berlengan panjang, rambut kusisir rapi, kusanggul rapi ke atas.... semua ini untuk "mengelabui" Ibu Sumiati dan kedua kakak Mas Harianto, untuk menutupi sisi lain kehidupanku sebagai seorang Ratu Senggama